Ketegangan AMERIKA IRAN



13/02/2009 08:53:00 YOGYA (KR) - Presiden AS Barack Obama tidak akan secara langsung menjawab ajakan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad yang menginginkan terjadinya dialog dalam kerangka mencairkan hubungan kedua negara yang memburuk sejak 1979. Dialog dengan Iran bukan merupakan prioritas, mengingat Obama akan lebih berkonsentrasi mengatasi masa-masa sulit di dalam negerinya, utamanya yang berkait dengan krisis finansial global. Prediksi itu dikemukakan staf pengajar Fisipol UGM Drs Muhadi Sugiono MA menjawab pertanyaan KR. Dalam pidatonya pada peringatan 30 tahun Revolusi Islam Iran, Selasa (10/2), Presiden Ahmadinejad menyatakan negaranya akan menyambut baik perubahan fundamental dalam pendekatan AS kepada Iran. Pernyataan itu merupakan reaksi positif Iran atas sikap Obama yang sehari sebelumnya menyatakan pemerintahnya melihat adanya kemungkinan membuka jalur diplomatik dengan Iran. “Pembukaan jalur diplomatik dengan Iran yang telah terputus selama 30 tahun tidak akan sedrastis seperti pernyataan Presiden Obama. Tetapi harus melalui proses mekanisme politik di dalam negeri AS yang mungkin cukup rumit. Obama akan berpikir panjang, mengingat dalam kaitan dengan Iran terdapat kepentingan Israel yang merasa terancam dengan proyek nuklir Iran,” tuturnya, Rabu (11/2). Meski demikian Muhadi melihat pernyataan Presiden Obama berikut reaksi Presiden Ahmadinejad akan dapat mengendurkan ketegangan kedua negara yang berlangsung sejak masa pemerintahan Presiden Jimmy Carter. Ketegangan memuncak pasca tragedi 11 September 2001, menyusul pernyataan Presiden George W Bush yang memasukkan Iran bersama Korea Utara sebagai negara-negara ‘poros kejahatan’. (No)-c (http://222.124.164.132/web/detail.php?sid=191454&actmenu=37)

Teman DiskusiSkripsi.com


 

Free Affiliasi Program