Analisis Minat Masyarakat terhadap Lembaga Pendidikan Bahasa EF English First

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Menghadapi era globalisasi yang sarat dengan kompetisi, masyarakat dituntut untuk memiliki bekal sumber daya manusia yang handal. Bersamaan dengan itu, tidak lama lagi bangsa ini akan menghadapi era perdagangan bebas, di mana berbagai ragam latar belakang dan keterampilan setiap individu bebas untuk bermain dalam dunia persaingan dan tidak menutup kemungkinan orang-orang luar negeri ikut serta di dalamnya. Jelas ini menjadi perhatian serius yang harus dibenahi mengingat tidak sedikit dari sumber daya manusia di negeri ini yang bisa dibilang kalah dari negara-negara lain walau tidak semuanya. Alasan ini yang perlu diperhatikan masyarakat yang sadar akan bangsa dan masa depan untuk mempersiapkan segalanya secara matang.
Salah satu isu yang menjadi pembahasan banyak kalangan adalah bahasa. Bahasa merupakan modal utama untuk dapat berkomunikasi. Banyak hal yang bisa dilakukan dengan bahasa; dengan bahasa orang berbicara, dengan bahasa orang menulis, dengan bahasa orang membaca, dengan bahasa orang berekspresi, dengan bahasa orang berprestasi, dan masih banyak lagi. Ironisnya, apa yang terjadi ketika masyarakat di negeri ini berhadapan dengan orang asing; orang Inggris, Australia, Amerika, Kanada, Irlandia, dan masih banyak lagi. Mereka menggunakan bahasa Inggris. Rasanya tidak dapat membayangkan ketika dalam kondisi yang mengharuskan untuk berkomunikasi dengan mereka dan bangsa ini tidak bisa melakukannya. Tidak dapat dipungkiri, bangsa ini lemah dalam hal bahasa internasional (bahasa Inggris). Tidak sedikit dari mereka yang terhambat untuk mencetak prestasi gara-gara tidak/kurang bisa berbahasa Inggris.
Bangsa ini tidak dapat menyalahkan sepenuhnya kepada sistem pendidikan atau kebijakan pemerintah yang mengkategorikan bahasa Inggris sebagai bahasa asing. Memang diakui bahwa pendidikan formal tidaklah cukup untuk menyerap dan mengaplikasikan bahasa Inggris di Negara kita saat ini. Bangsa ini belum terbiasa mencoba menyalurkan apa yang telah dipelajari untuk berkomunikasi sehari-hari minimal di lingkungan sekolah. Salah satu solusinya adalah mengikuti kursus di lembaga pendidikan bahasa.
Lembaga pendidikan bahasa di Indonesia semakin banyak bermunculan seiring dengan makin pentingnya kebutuhan akan bahasa guna menyongsong masa depan. Namun banyaknya lembaga pendidikan yang ada di pasar tidak serta merta diiringi banyak masyarakat yang memanfaatkannya. Maka dari itu, manajemen lembaga pendidikan bahasa harus dapat membongkar kotak hitam konsumen. Mereka harus menghadirkan sesuatu yang berbeda demi memikat minat konsumen untuk memanfaatkan jasa yang ditawarkan.
EF English First merupakan perusahaan global dengan sumber daya internasional yang hanya bisa disaingi oleh sedikit sekolah di Indonesia. Metode EF English First telah berhasil digunakan di seluruh dunia dan terus dikembangkan oleh tim internasional untuk memastikan konsumen selalu mendapatkan yang terbaik dari pengalaman belajar bersama EF English First. Dengan jumlah guru native terbanyak di Indonesia, EF English First memiliki empat pusat perekrutan guru di London, Manchester, Boston dan Sydney. Guru-guru EF English First berasal dari Negara berbahasa Inggris seperti: Inggris, Amerika Serikat, Kanada, Australia, Irlandia dan Selandia Baru (www.englishfirst.co.id). Para guru EF English First memiliki kemampuan luar biasa dalam memberikan inspirasi bagi para siswa dalam belajar. Tidak seperti metode menghafal yang ada di sekolah-sekolah biasa, guru EF English First berusaha menjadikan belajar bahasa Inggris menyenangkan dan menarik bagi para siswanya.
EF English First mengerti akan kebutuhan siswanya. Siswa diarahkan untuk menentukan jenis kursus yang sesuai melalui diskusi dengan Course Consultant. Di samping itu, dengan kelas kecil yang ditawarkan memungkinkan siswa akan mendapat waktu lebih banyak untuk berinteraksi dan berkomunikasi, baik bersama sesama siswa maupun gurunya di kelas sehingga lebih efektif dalam belajar. Ditambah lagi pilihan jadwal yang fleksibel sehingga memudahkan dalam mengatur waktu belajar dan tidak megganggu aktivitas dan rutinitas harian. Tidak hanya itu, jika siswa tidak bisa hadir, ia bisa mengikuti kelas lain untuk mengejar ketertinggalan, jika kelas yang sesuai tersedia. Jika tidak, guru akan memberikan pekerjaan rumah supaya siswa bisa mengejar ketertinggalan pada pertemuan tersebut. Bagi para siswa yang melewatkan dua pertemuan kelas atau yang tidak memahami konsep tertentu, EF English First memberikan bantuan tambahan setelah kelas, disebut "EF Extra!". Siswa hanya perlu menjadwal pertemuan tersebut dengan guru yang akan memberikan sesi 40 menit untuk membantu siswa memahami pelajaran. EF Extra ini ditawarkan bebas biaya, dan bisa dilakukan sebanyak dua kali selama kursus. Lulusan EF English First akan menerima sertifikat & diploma resmi yang dapat menjadi referensi penting di kemudian hari. Dengan berbagai keunggulan tersebut, EF English First memperluas pangsa pasar dan mampu membangkitkan minat konsumen baru untuk bergabung menjadi siswa di EF English First. Hal ini dapat dibuktikan dengan dibukanya cabang di Jl. Raya Seturan no. 12 Sleman dan di Jl. H.O.S. Cokroaminoto no. 59 Wirobrajan untuk wilayah Yogyakarta. Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian berjudul “ANALISIS MINAT MASYARAKAT TERHADAP LEMBAGA PENDIDIKAN BAHASA “EF ENGLISH FIRST”.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis merumuskan tiga permasalahan, yaitu:
1. Apakah sikap berpengaruh terhadap minat masyarakat dalam memilih lembaga pendidikan bahasa EF English First?
2. Apakah norma subjektif berpengaruh terhadap minat masyarakat dalam memilih lembaga pendidikan bahasa EF English First?
3. Variabel apakah yang paling dominan mempengaruhi minat masyarakat memilih lembaga pendidikan bahasa EF English First?

1.3 Batasan Masalah
Untuk lebih fokus pada lingkup permasalahan, perlu adanya batasan masalah sehingga dapat memudahkan dalam pencapaian tujuan. Berikut beberapa batasan masalah pada penelitian ini:
1. Produk yang diteliti adalah lembaga pendidikan bahasa EF English First.
2. Responden penelitian adalah masyarakat Kota Yogyakarta.
3. Karakteristik responden terdiri dari 4 kriteria, yaitu: jenis kelamin, usia, pendidikan dan pendapatan per bulan.
4. Variabel penelitian meliputi sikap dan norma subjektif sebagai variabel bebas serta minat sebagai variabel terikat.

1.4 Tujuan Penelitian
Mengacu pada rumusan masalah, maka tujuan yang hendak dicapai adalah:
1. Untuk mengidentifikasi pengaruh sikap terhadap minat masyarakat dalam memilih lembaga pendidikan bahasa EF English First.
2. Untuk mengidentifikasi pengaruh norma subyektif terhadap minat masyarakat dalam memilih lembaga pendidikan bahasa EF English First.
3. Untuk mengidentifikasi variabel yang paling dominan mempengaruhi minat masyarakat dalam memilih lembaga pendidikan bahasa EF English First.

1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah
1. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran dan masukan bagi perusahaan mengenai besarnya minat konsumen dalam memilih lembaga pendidikan bahasa EF English First sehingga dapat dijadikan referensi strategi di masa mendatang.
2. Bagi Peneliti
Merupakan kesempatan untuk menerapkan disiplin ilmu yang diperoleh di bangku kuliah dan menambah wawasan pengaruh sikap dan norma subjektif terhadap minat beli konsumen.
3. Bagi Pihak Lain
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan memberi informasi sebagai sumber data untuk penelitian selanjutnya.


Free download Klik Disini

Teman DiskusiSkripsi.com


 

Free Affiliasi Program