Hubungan Antar Pendidikan Dan Pelatihan Dengan Pengetahuan Perawat Tentang Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Di Badan Rumah Sakit Umum XXX

Abstraksi:
Kegiatan pendokumentasian memerlukan pencatatan dan pelaporan. Tujuan dari pencatatan dan pelaporan ialah agar perawat mengetahui pencapaian hasil kegiatan pendokumentasian asuhan keperawatan. Di Rumah Sakit tingkat pengetahuan perawat dalam pendokumentasian masih kurang baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan dan pelatihan dengan pengetahuan perawat tentang pendokumentasian asuhan keperawatan di Badan Rumah Sakit XXX. Penelitian ini bersifat observasional dengan menggunakan rancangan cross sectional . Sampel dalam penelitian ini adalah 82 perawat. Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner. Analisis data yang digunakan adalah analisis diskriptif dan analisis statistik Rank Spearman.
Hasil statistik diperoleh perawat yang berpendidikan 12 tahun (SPK) sebesar 17,15% , yang berpendidikan 15 tahun (DIII) sebesar 79,3 % dan berpendidikan 18 tahun (SI) sebesar 3,7% dan perawat yang mengikuti pelatihan 1 kali sebesar 13,4% , 2 kali sebesar 15,9% , 3 kali sebesar 24,4% dan tidak mengikuti pelatihan sebesar 46,3% sedangkan tingkat pengetahuan katagori baik sebesar 32,9% dan tidak baik sebesar 67,1%. Hasil uji hubungan antara pendidikan dengan pengetahuan diperokeh p value 0,000 berarti ada hubungan. Hasil uji hubungan pelatihan dengan pengetahuan diperoleh p value 0,000 berarti ada hubungan.
Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pendidikan dan pelatihan dengan pengetahuan perawat tentang pendokumentasihan asuhan keperawatan, saran bagi perawat setiap ada pelatihan sebaiknya perawat mengikuti karena akan menambah pengetahuan tentang pendokumentasian asuhan keperawatan. Bagi Rumah Sakit mengadakan pelatihan yang berhubungan degan asuhan keperawatan.


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut profesi kesehatan Termasuk profesi keperawatan untuk memberikan pelayanan berkualitas dan komprehensif sesuai dengan standar yang berlaku. Pelayanan keperawatan merupakan salah satu penentu baik buruknya dan citra rumah sakit, oleh karenanya kualitas pelayanan keperawatan perlu dipertahankan dan ditingkatkan seoptimal mungkin ( Nursalam 2002 ). Rumah Sakit sebagai salah satu penyelenggara pelayanan kesehatan hendaknya memberi pelayanan yang bermutu agar dapat memberi rasa puas kepada klien dan keluarganya yang dirawat. Mutu pelayanan kesehatan dirumah sakit dipengaruhi oleh mutu pelayanan keperawatan , karena pelayanan keperawatan merupakan bagian integral pelayanan kesehatan.
Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan keperawatan di rumah sakit , pelayanan keperawatan berperan sebagai salah satu penentu citra institusi pelayanan yang menerapkan standar pelayanan rumah sakit yang berlaku melalui SK Men Kes No.436 / MENKES / SK / 1993 dan standar asuhan keperawatan yang diberlakukan melalui SK Dirjen Pelayanan Medis No.00.03.26.7637 Tahun 1993. Ini berarti seluruh tenaga keperawatan di rumah sakit dalam memberikan asuhan keperawatan harus berpedoman atau mengacu pada standar asuhan keperawatan ( Depkes, 1995 ).
Keperawatan sebagai suatu profesi mengharuskan pelayanan keperawatan diberikan secara profesional oleh perawat. Salah satu langkah yang perlu di lakukan adalah dengan adanya kegiatan pencatatan dan pelaporan yang baik dan benar yang didalam keperawatan ini lebih spesifik pada kegiatan pendokumentasian (Depkes , 1997 ). Dokumentasi keperawatan merupakan unsur penting dalam sistim pelayanan kesehatan, karena melalui pendokumentasian yang lenkap dan akurat akan memberikan kemudahan bagi perawat dalam membantu penyelesaian masalah klien dapat teratasi, dan seberapa jauh masalah baru dapat diidentifikasi mutu pelayanan keperawatan . Dalam aspek legal perawat tidak mempunyai bukti tertulis jika klien menuntut ketidak puasan akan pelayanan keperawatan (Nursalam,2001) Guna menunjang keberhasilan pelayanan kesehatan khususnya pelayanan keperawatan yang profesional dipengaruhi oleh kualitas perawat yang di tentukan serta dipengaruhi oleh faktor-faktor pendidikan dan pelatihan Badan Rumah Sakit Umum XXX Boyolali sebagai pelaksana penyelenggara pelayanan kesehatan dalam melaksanakan program pembangunan kesehatan selalu berupaya untuk melakukan usaha-usaha guna meningkatkan pelayanannya dalam bidang kesehatan. Pelaksanaan program peningkatan pelayanan kesehatan akan berjalan lancar, efektif, berdaya guna serta berhasil guna apabila didukung oleh usaha-usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pelatihan tentang pendokumentasian asuhan keperawatan yang diadakan khususnya bagi perawat di Badan RSU yang akan menentukan pengetahuan dari perawat itu sendiri dalam melaksanakan dokumentasi asuhan keperawatan yang profesional. Aspek dasar pengetahuan dokumentasi proses keperawatan yang dimiliki oleh perawat adalah pengetahuan tentang proses keperawatan dan pengetahuan dasar tentang pengkajian. (Hidayat, 2001) Hasil penelitian Gulack (1983) yang dikutip Priharjo (1995) menyatakan bahwa keprofesionalan dari kemampuan perawat berinspirasi, menjalin rasa percaya dan konfidensi dengan pasien mempunyai pengetahuan yang memadai terhadap pekerjaan dipengaruhi oleh salah satunya adalah pendidikan.
Dari hasil penjajakan pendahuluan tentang pendokumentasian asuhan keperawatan di Badan Rumah Sakit Umum XXX Boyolali dari 10 status pasien yang dirawat minimal tiga hari dengan berbagai kasus di Bangsal E didapatkan pengkajian 70%, diagnose keperawatan 50%, rencana keperawatan 60%, pelaksanaan keperawatan 40% dan evaluasi 30% . Tingkat pendidikan perawat yang ada di Badan Rumah Sakit Umum Boyolali meliputi SPK 19 orang, D3 keperawatan 79 orang dan S1 Keperawatan 5 orang. Pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan dilakukan oleh perawat lulusan D3 dan perawat lulusan SPK jarang bahkan ada yang tidak pernah melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan Berdasarkan data tersebut peneliti tertarik untuk meneliti” Hubungan tingkat pendidikan dan pelatihan dengan pengetahuan perawat tentang pendokumentasian asuhan keperawatan”.

B.Batasan dan Perumusan Masalah
2. Batasan masalah
Pembatasan masalah dimaksudkan sebagai acuan di dalam penulis menguraikan permasalahan yaitu agar tidak terlalu luas dan menyimpang dari permasalahan pokok yang dikemukakan sesuai judul skripsi ini yaitu “Hubungan antara tingkat pendidikan dan pelatihan dengan pengetahuan perawat tentang pendokumentasian asuhan keperawatan dimana variabel bebas pendidikan dan pelatihan sedangkan variabel terikat adalah pengetahuan perawat tentang pendokumentasian asuhan keperawatan dengan populasi perawat RSU.
3. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah penelitian ini adalah “ Apakah ada hubungan antara tingkat pendidikan dan pelatihan dengan pengetahuan perawat tentang pendokumentasian asuhan keperawatan di Badan RSU.

D. Tujuan penelitian
1. Tujuan umum
Mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan dan pelatihan dengan pengetahuan perawat tentang pendokumentasian asuhan keperawatan.
2. Tujuan khusus
a .Mengetahui tingkat pendidikan perawat
b .Mengetahui pelatihan tentang asuhan keperawatan
c .Mengetahui pengetahuan perawat tentang pendokumentasian asuhan keperawatan.
d. Mengetahui hubungan tingkat pendidikan dengan pengetahuan perawat tentang pendokumentasian asuhan keperawatan.
e. Mengetahui hubungan pelatihan asuhan keperawatan dengan pengetahuan perawat tentang pendokumentasian asuhan keperawatan.

E. Manfaat Penelitian
File Selengkapnya.....

Teman DiskusiSkripsi.com


 

Free Affiliasi Program