Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Sikap Terhadap Pergaulan

BAB I
PENDAHULUAN

A. Penegasan Judul
Untuk menghindari disinterprestasi (kesalahpahaman) dalam memahami judul skripsi ini, maka penulis memandang perlu untuk memberikan penegasan serta pembatasan lebih lanjut mengenai istilah-istilah dan maksud yang ada pada judul skripsi ini. Dalam judul ada beberapa istilah yang perlu penulis jelaskan dan dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Konsep Diri
Konsep diri menurut Hurlock dalam Catur merupakan pengertian dan harapan seseorang mengenai bagaimana dirinya yang dicita-citakan dan bagaimana dirinya dalam realita yang sesungguhnya, baik secara fisik maupun psikologiknya. Konsep diri seseorang berkaitan dengan kepribadiannya. Kalau kepribadian seseorang dapat diamati dari perilakunya dalam berbagai situasi dari pola reaksinya maka konsep diri tidak langsung dapat diamati seperti halnya perilaku ekspresi seseorang, konsep diri terlihat dari pola reaksi seseorang dapat diamati dari reaksi yang tetap yang mendasari pola perilakunya.
Dalam penelitian ini penulis menegaskan ada 2 macam konsep diri yaitu konsep diri positif dan negatif. Seperti orang yang memiliki pola perilaku optimis, tidak mudah menyerah dan selalu ingin mencoba pengalaman yang baru yang dianggap berguna, pola perilaku tersebut merupakan pencerminan konsep diri positif. Sebaliknya orang yang menganggap kurang mampu, takut menghadapi hal-hal yang baru dan takut tidak berhasil maka perihal tersebut merupakan pencerminan dari konsep diri negatif.

2. Sikap
Sikap atau attitude adalah kecenderungan untuk memberikan penilaian (menerima atau menolak) terhadap objek yang dihadapi. Pergaulan bebas adalah pergaulan yang tidak mengenal batas norma dan adat yang ada di lingkungannya. Sikap dikatakan sebagai respon evaluatif. Respons hanya akan timbul apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya reaksi yang dinyatakan sebagai sikap tersebut, timbulnya didasari oleh proses evaluasi dalam diri individu yang memberi kesimpulan terhadap stimulus dalam bentuk nilai baik- buruk, positif- negatif, menyenangkan- tidak menyenangkan, yang kemudian mengkristal sebagai potensi reaksi terhadap obyek sikap.
Berdasarkan definisi di atas maka penelitian ini penulis menekankan pada respons atau sikap remaja terhadap pergaulan bebas. Sikap atau responsnya cenderung menerima atau menolak terhadap pergaulan bebas.

3. Pergaulan Bebas
Menurut Sarwono dalam Catur pergaulan bebas adalah pergaulan yang melibatkan pembauran antara laki-laki dan perempuan dengan tidak mengindahkan norma dan adat yang ada dilingkungannya.
Dalam definisi di atas penulis menekankan pada pergaulan bebas seperti pacaran di luar batas, kumpul kebo, seks di luar nikah dan lain-lain.

4. Remaja
Remaja merupakan masa transisi kehidupan antara masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang ditandai dengan perubahan-perubahan fisik dan psikologisnya. Dalam penelitian ini penulis menekankan pada remaja yang berusia 12 sampai 22 tahun.

B. Latar Belakang Masalah
Manusia dalam kehidupannya selalu membutuhkan orang sebagai teman hidup, karena manusia tidak dapat hidup sendirian. Dalam menjalani kehidupannya manusia menempati lingkungan tertentu, sehingga manusia tersebut dapat melakukan peranannya dan dapat memenuhi kebutuhannya, yang menyebabkan manusia berbuat dan bertindak sebagai makhluk sosial. Manusia sebagai makhluk sosial selalu membutuhkan pergaulan dengan orang lain, agar mencapai taraf tingkah laku yang baik dalam hidupnya. Setiap individu bereaksi atau berinteraksi satu dengan yang lainnya, baik kelompok maupun dalam masyarakat. Dengan adanya interaksi ini akan menyebabkan adanya pergaulan antar individu dalam kelompok ataupun dalam masyarakat.
Dalam interaksi sosial ini terjadi proses pengaruh mempengaruhi, imitasi dan identifikasi, yang akhirnya akan terjadi perubahan sosial. Perubahan sosial yang tidak disertai dengan kesiapan diri dan peningkatan kehidupan spiritual menyebabkan File Selengkapnya.....

Teman DiskusiSkripsi.com


 

Free Affiliasi Program