Analisis Sistem Keamanan Jaringan Hot-Spot

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
Saat ini teknologi jaringan (network) sudah berkembang pesat. Area network yang selama ini dihubungkan kabel terasa menghambat mobilitas. Untuk itu, dikembangkan teknologi nirkabel untuk area network, yaitu Wireless Local Area Network (W-LAN). Teknologi ini sangat menunjang dan menjaga tingkat produktivitas di tengah mobilitas yang tinggi.
W-LAN dikembangkan pada tahun 1985 ketika regulator telekomunikasi Amerika Serikat, FCC, mengizinkan sejenis radio/frequency spectrum untuk keperluan eksperimental. Berbagai penelitian dilakukan di laboratorium untuk membangun jaringan nirkabel yang menghubungkan berbagai macam peralatan dari komputer, mesin kas register, dan lain-lain.
Tahun 1997 lahir standar pertama, yang dikenal dengan IEEE 802.11b dan disebut Wireless Fidelity (Wi-Fi). Spektrum frekuensi radio tersebut adalah frekuensi 2,4 Gigahertz (GHz). Karena pola operasinya terbatas pada spot tertentu, maka layanan ini mempunyai sebutan populer, "hot-spot".
Secara bisnis skala dunia perkembangan layanan jasa hot-spot saat ini sedang menanjak. Dari mulai pemakai end user sampai ke usaha korporasi dunia seperti United Parcell Service, Starbucks, atau London Costa Coffee, bahkan di setiap tempat publik seperti kampus-kampus dan pusat-pusat perbelanjaan sudah mulai memanfaatkan layanan ini. Penggunanya di seluruh dunia diperkirakan meningkat tajam dari 2,5 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 20 juta pada tahun 2003, dan menjadi sekitar 45 juta pada pertengahan 2006 (hasil penelitian Colubris Network dan Andrew A. Vladimirov dalam buku Wi-Foo, 2004), antara lain karena perangkat berbasis Wi-Fi mulai luas tersedia di pasar.
Walaupun demikian, Wi-Fi sendiri masih mengandung beberapa kelemahan dan tantangan seperti:
1. Keamanan menjadi masalah karena percobaan menunjukkan pengacakan terketatnya pun hanya 128-bit encryption, sehingga dapat dengan mudah ditembus. "Penyusup (hacker)” menjadi satu hal yang dikhawatirkan.
2. Standar 802.11b pada 2,4 GHz hanya dapat dioperasikan untuk 3 kanal sekaligus agar tidak saling mengganggu di suatu lokasi. Kelemahan ini mungkin teratasi, bila terjadi migrasi ke standar yang lebih tinggi, yaitu 802.11a pada spektrum 5 GHz.
3. Wi-Fi juga mengakomodasi limit mobility karena tidak seperti jaringan seluler yang menyediakan seamless transfer dari satu base station ke lainnya. Namun, hal ini tidak begitu menjadi masalah karena pengguna laptop yang biasanya diam di suatu tempat. Hal ini akan menjadi masalah bagi pengguna PC kantung atau PDA handheld.
Di samping itu, terdapat pola penyerangan terhadap hot-spot. Penggunaan Wireless LAN memang mempunyai faktor keunggulan yaitu selalu menyediakan sambungan jaringan tanpa harus memakai kabel. 50 % dari 1000 perusahaan di Amerika menggunakan teknologi ini yang didasari oleh perkembangan teknologi dari standard 802.11b.
Akan tetapi system jaringan ini hampir kurang memadai dan kurang perhatian terhadap system keamanan. Keamanan dari system jaringan ini sangat menentukan suksesnya suatu kinerja bisnis dan merupakan faktor penting dalam mencapai tujuan perusahaan.
Peralatan dari standard 802.11b mempunyai biaya yang rendah. Hal ini membuat teknologi tersebut membuat para penyerang (attacker) mudah untuk melakukan serangan. Tetapi dengan manajemen yang baik dan setting yang bagus serta didukung oleh peralatan dan perlengkapan yang mendukung hal tersebut dapat diatasi.
Resiko serangan yang mungkin akan terjadi pada standard 802.11b dapat dikategorikan sebagai berikut:
File Selengkapnya.....

Teman DiskusiSkripsi.com


 

Free Affiliasi Program