BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Perkembangan pasar modal dari hari ke hari semakin menarik dan merupakan penelitian yang menantang. Interaksi pasar modal dengan pasar valas merupakan topik yang terus dikaji dan belum dapat disimpulkan (inconclusive). Studi empiris interaksi kedua pasar tersebut sudah banyak dilakukan di pasar yang relatif besar, dan sedikit yang mengkaji pasar yang relatif kecil seperti pasar Indonesia dibanding pasar Internasional.
Sejak pertengahan tahun 1980, arus modal meningkat sampai pada tingkat 34% per tahun (Kanas, Journal of Business Finance & Accounting, 2000). Hal ini mengakibatkan pola peningkatan investasi modal yang cepat pada tahun-tahun belakangan ini. Peningkatan yang cepat arus modal lintas negara menyebabkan peningkatan deman dan supply mata uang yang menjadi patokan, misalnya US Dollar. Nilai tukar rupiah yang relatif stabil dan bahkan cenderung mengalami apresiasi sebelum Juli 1997 telah mendorong capital inflow yang cukup besar di Indonesia. Fenomena tersebut merupakan hal yang logis bagi suatu negara yang menganut sistem devisa bebas dan perekonomiannya terbuka karena arus modal akan selalu mengikuti return investasi yang terbesar dan seminimal mungkin (Miranda S. Gultom, Bulletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, 2000).
Namun sejak krisis keuangan yang dimulai di Thailand pada Juli 1997 telah membawa dampak ke beberapa negara Asia, antara lain Indonesia, Thailand, Filipina, Singapura dan negara-negara lainnya. Krisis yang menimpa perekonomian Indonesia yang ditandai dengan terdepresiasinya mata uang domestik terhadap US Dollar yang diikuti dengan naiknya suku bunga dan inflasi secara tajam telah menimbulkan kepanikan luar biasa bagi investor di pasar saham yang ditunjukkan oleh turunnya harga saham secara drastis.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebagai indikator harga-harga saham yang semula kurang lebih 726 pada akhir Juli 1997 menjadi 260 pada September 1998. Dengan demikian turunnya harga-harga saham tersebut sebagai wujud reaksi pasar atas informasi buruk seiring dengan adanya krisis ekonomi. Kebijakan makro yaitu peningkatan suku bungu SBI telah menimbulkan kesulitan bagi emiten yang memiliki struktur modal lemah dimana porsi hutangnya besar. Perusahaan emiten seperti ini akan menghadapi tekanan keuangan yang berat dan resiko kebangkrutan. Berdasarkan data dari Bapepam terdapat puluhan emiten yang memiliki kewajiban membayar hutang dalam US Dollar baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Penelitian empiris pada pasar Internasional pernah membuktikan bahwa secara signifikan nilai kurs valas mempengaruhi harga saham dan sebaliknya baik janga pendek maupun jangka panjang. Secara spesifik hasilnya menjelaskan bahwa peningkatan harga saham memiliki hubungan searah terhadap nilai tukar mata uang (exchange rate) secara jangka pendek, sedangkan untuk jangka panjang harga saham memiliki hubungan terbalik (negatif) dengan nilai tukar mata uang domestik terhadap US Dollar. Di lain pihak, mata uang domestik mempengaruhi secara negatif harga saham baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Namun, apakah hal serupa terjadi pada pasar kecil seperti pasar Indonesia? Ini adalah pertanyaan yang menjadi minat penulis untuk melakukan penelitian yang konkret untuk menjawab pertanyaan tersebut. Untuk itu penulis akan mengambil tema penelitian “HUBUNGAN ANTARA HARGA SAHAM DENGAN NILAI TUKAR MATA UANG (KURS) RUPIAH TERHADAP US DOLLAR”.
1.2 Identifikasi Masalah
Penulis dapat mengidentifikasi masalah-masalah yang muncul berkaitan dengan variabel yang diteliti sebagai berikut:
1. Harga Saham suatu perusahaan selalu mengalami fluktuasi sehingga mempengaruhi kinerja Indeks Harga Saham Gabungan dan karenanya sulit untuk melakukan analisis terhadap pola kenaikan harga saham.
2. Analisa terhadap hubungan harga saham dengan mata uang domestik masih jarang dilakukan, yang banyak dilakukan adalah dalam skala besar yaitu internasional, karena sampelnya banyak. Sedangkan sampel mata uang domestik bersifat tunggal.
3. Banyak faktor yang mempengaruhi kenaikan harga saham sehingga terdapat sedikit kesulitan dalam memprediksi faktor apa yang dominan dalam mempengaruhi kenaikan atau penurunan harga saham. Untuk itu diperlukan penelitian yang cermat tentang hal tersebut.
1.3 Pembatasan Masalah
Permasalahan dalam penelitian ini akan dibatasi pada variabel harga saham gabungan domestik dan kurs mata uang rupiah terhadap US dollar dengan mengacu kepada rata-rata kenaikan harga saham dan mata uang rupiah terhadap US Dollar selama 2 tahun dengan data per bulan.
1.4 Perumusan Masalah
Dari pembatasan masalah di atas, penulis dapat merumuskan masalah yang menjadi bahasan utama dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh perubahan nilai tukar (home currency) atas US Dollar pada harga saham gabungan di Bursa Efek Jakarta?
2. Bagaimana pengaruh sebaliknya, yaitu perubahan harga saham terhadap nilai tukar atas US Dollar?
1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.5.1 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk menjawab perumusan masalah yang telah dirumuskan di atas. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan:
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Perkembangan pasar modal dari hari ke hari semakin menarik dan merupakan penelitian yang menantang. Interaksi pasar modal dengan pasar valas merupakan topik yang terus dikaji dan belum dapat disimpulkan (inconclusive). Studi empiris interaksi kedua pasar tersebut sudah banyak dilakukan di pasar yang relatif besar, dan sedikit yang mengkaji pasar yang relatif kecil seperti pasar Indonesia dibanding pasar Internasional.
Sejak pertengahan tahun 1980, arus modal meningkat sampai pada tingkat 34% per tahun (Kanas, Journal of Business Finance & Accounting, 2000). Hal ini mengakibatkan pola peningkatan investasi modal yang cepat pada tahun-tahun belakangan ini. Peningkatan yang cepat arus modal lintas negara menyebabkan peningkatan deman dan supply mata uang yang menjadi patokan, misalnya US Dollar. Nilai tukar rupiah yang relatif stabil dan bahkan cenderung mengalami apresiasi sebelum Juli 1997 telah mendorong capital inflow yang cukup besar di Indonesia. Fenomena tersebut merupakan hal yang logis bagi suatu negara yang menganut sistem devisa bebas dan perekonomiannya terbuka karena arus modal akan selalu mengikuti return investasi yang terbesar dan seminimal mungkin (Miranda S. Gultom, Bulletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, 2000).
Namun sejak krisis keuangan yang dimulai di Thailand pada Juli 1997 telah membawa dampak ke beberapa negara Asia, antara lain Indonesia, Thailand, Filipina, Singapura dan negara-negara lainnya. Krisis yang menimpa perekonomian Indonesia yang ditandai dengan terdepresiasinya mata uang domestik terhadap US Dollar yang diikuti dengan naiknya suku bunga dan inflasi secara tajam telah menimbulkan kepanikan luar biasa bagi investor di pasar saham yang ditunjukkan oleh turunnya harga saham secara drastis.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebagai indikator harga-harga saham yang semula kurang lebih 726 pada akhir Juli 1997 menjadi 260 pada September 1998. Dengan demikian turunnya harga-harga saham tersebut sebagai wujud reaksi pasar atas informasi buruk seiring dengan adanya krisis ekonomi. Kebijakan makro yaitu peningkatan suku bungu SBI telah menimbulkan kesulitan bagi emiten yang memiliki struktur modal lemah dimana porsi hutangnya besar. Perusahaan emiten seperti ini akan menghadapi tekanan keuangan yang berat dan resiko kebangkrutan. Berdasarkan data dari Bapepam terdapat puluhan emiten yang memiliki kewajiban membayar hutang dalam US Dollar baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Penelitian empiris pada pasar Internasional pernah membuktikan bahwa secara signifikan nilai kurs valas mempengaruhi harga saham dan sebaliknya baik janga pendek maupun jangka panjang. Secara spesifik hasilnya menjelaskan bahwa peningkatan harga saham memiliki hubungan searah terhadap nilai tukar mata uang (exchange rate) secara jangka pendek, sedangkan untuk jangka panjang harga saham memiliki hubungan terbalik (negatif) dengan nilai tukar mata uang domestik terhadap US Dollar. Di lain pihak, mata uang domestik mempengaruhi secara negatif harga saham baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Namun, apakah hal serupa terjadi pada pasar kecil seperti pasar Indonesia? Ini adalah pertanyaan yang menjadi minat penulis untuk melakukan penelitian yang konkret untuk menjawab pertanyaan tersebut. Untuk itu penulis akan mengambil tema penelitian “HUBUNGAN ANTARA HARGA SAHAM DENGAN NILAI TUKAR MATA UANG (KURS) RUPIAH TERHADAP US DOLLAR”.
1.2 Identifikasi Masalah
Penulis dapat mengidentifikasi masalah-masalah yang muncul berkaitan dengan variabel yang diteliti sebagai berikut:
1. Harga Saham suatu perusahaan selalu mengalami fluktuasi sehingga mempengaruhi kinerja Indeks Harga Saham Gabungan dan karenanya sulit untuk melakukan analisis terhadap pola kenaikan harga saham.
2. Analisa terhadap hubungan harga saham dengan mata uang domestik masih jarang dilakukan, yang banyak dilakukan adalah dalam skala besar yaitu internasional, karena sampelnya banyak. Sedangkan sampel mata uang domestik bersifat tunggal.
3. Banyak faktor yang mempengaruhi kenaikan harga saham sehingga terdapat sedikit kesulitan dalam memprediksi faktor apa yang dominan dalam mempengaruhi kenaikan atau penurunan harga saham. Untuk itu diperlukan penelitian yang cermat tentang hal tersebut.
1.3 Pembatasan Masalah
Permasalahan dalam penelitian ini akan dibatasi pada variabel harga saham gabungan domestik dan kurs mata uang rupiah terhadap US dollar dengan mengacu kepada rata-rata kenaikan harga saham dan mata uang rupiah terhadap US Dollar selama 2 tahun dengan data per bulan.
1.4 Perumusan Masalah
Dari pembatasan masalah di atas, penulis dapat merumuskan masalah yang menjadi bahasan utama dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh perubahan nilai tukar (home currency) atas US Dollar pada harga saham gabungan di Bursa Efek Jakarta?
2. Bagaimana pengaruh sebaliknya, yaitu perubahan harga saham terhadap nilai tukar atas US Dollar?
1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.5.1 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk menjawab perumusan masalah yang telah dirumuskan di atas. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan: