Analisis Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto, Ekspor, Penanaman Modal Asing, Penanaman Modal Dalam Negeri, Dan Inflasi Terhadap Kesempatan Kerja D

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan berkaitan dengan perbaikan kualitas hidup masyarakat, memperluas kemampuan mereka untuk membentuk masa depan mereka sendiri. Secara umum, pembangunan menuntut pendapatan perkapita yang tinggi. Akan tetapi sebenarnya pembangunan mencakup pendidikan dan kesempatan kerja yang lebih setara, kesetaraan gender yang lebih besar, kesehatan dan nutrisi yang lebih baik, serta kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera. Dengan meningkatnya pendapatan perkapita, sebagian aspek tersebut akan membaik pada tingkatan yang beragam (Thomas dkk, 2000: 22).
Rencana pembangunan, khususnya pembangunan sumberdaya manusia mencakup semua kegiatan yang akan dilaksanakan di semua sektor atau sub sektor. Setiap rencana pembangunan sumber daya manusia sekaligus mencerminkan kebutuhan tenaga, terutama tenaga-tenaga terdidik dari masing-masing jenis dan tingkatan pendidikan yang tentunya akan berkaitan dengan kualitas penduduk yang terus berkembang. Berdasar pemikiran tersebut akan meliputi faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas penduduk sebagai tenaga kerja.
Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah makro ekonomi jangka panjang. Di setiap periode, suatu masyarakat akan menambah kemampuannya untuk memproduksi barang dan jasa. Hal ini disebabkan oleh pertambahan faktor-faktor produksi yang berlaku. Jumlah tenaga kerja akan meningkat dalam setiap periode karena ada golongan penduduk yang akan memasuki angkatan kerja.
Investasi masa lalu akan menambah barang-barang modal dan kapasitas memproduksi di masa kini. Di samping itu investasi biasanya diikuti dengan perkembangan teknologi berupa alat-alat produksi dan hal inilah yang akan mempercepat pertambahan kemampuan produksi. Pertumbuhan ekonomi mempengaruhi perkembangan kesempatan kerja. Biasanya semakin tinggi pertumbuhan ekonomi cenderung semakin membuka kesempatan kerja, begitu juga sebaliknya . Rata-rata pertumbuhan kesempatan kerja sektoral suatu daerah lebih tinggi daripada kesempatan kerja nasional, khususnya untuk daerah-daerah dengan sumber daya yang bernilai ekonomis tinggi.
Upaya yang dapat dilakukan dalam rangka pemerataan pendapatan antara lain dengan penganekaragaman peluang kerja bagi masyarakat. Hal ini bertujuan agar masyarakat mempunyai pilihan dalam upayanya untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraannya. Masyarakat akan mempunyai peluang yang lebih baik dalam memanfaatkan potensi yang dimiliki guna meningkatkan taraf hidupnya.
Kesempatan kerja dan jumlah serta kualitas orang yang digunakan dalam suatu pekerjaan mempunyai fungsi yang menentukan dalam pembangunan. Ini bukan hanya karena tenaga kerja merupakan pelaksana pembangunan, akan tetapi juga karena pekerjaan merupakan sumber pendapatan utama bagi masyarakat. Pendapatan ini selanjutnya akan dapat menimbulkan pasar yang cukup besar di dalam negeri. Hal inilah yang memungkinkan pertumbuhan ekonomi dan masyarakat secara terus menerus dalam jangka panjang.
Dalam perekonomian Indonesia, permasalahan pokok yang dihadapi secara global ditandai oleh rendahnya kesempatan kerja dibandingkan dengan angkatan kerjanya. Demikian pula kasusnya di Jawa Tengah, dalam situasi seperti sekarang ini kesempatan kerja perlu ditingkatkan agar laju pertumbuhannya dapat melebihi kecepatan pertumbuhan angkatan kerjanya guna memperingan atau menahan memberatnya masalah ketenagakerjaan di masa yang akan datang, yaitu masalah pengangguran.
Masalah kesempatan kerja di Jawa Tengah bertambah serius sejak munculnya krisis ekonomi pada tahun 1998. Banyak perusahaan di dalam negeri yang terkena dampak krisis ekonomi dalam berbagai bentuk, antara lain mengalami krisis utang pada bank di dalam maupun di luar negeri, kesulitan dalam pembiayaan impor, atau hasil penjualan yang menurun drastis karena daya beli masyarakat yang menurun tajam akibat inflasi. Berdasarkan latar belakang ini penulis ingin mengetahui laju pertumbuhan tenaga kerja di Jawa Tengah dari tahun 1978-2003 yang dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi, laju pertumbuhan permintaan akan tenaga kerja di Jawa Tengah diwakili dengan pertumbuhan kesempatan kerjanya. Sedangkan untuk melihat laju pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah, dilihat dengan variabel laju pertumbuhan produk domestik regional bruto, ekspor, penanaman modal asing, penanaman modal dalam negeri dan inflasi. Oleh karena itu penulis mengambil judul : “Analisis Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto, Ekspor, Penanaman Modal Asing, Penanaman Modal Dalam Negeri dan Inflasi Terhadap Kesempatan Kerja di Jawa Tengah Tahun 1978 – 2003”.

B. Perumusan Masalah
Perekonomian Jawa Tengah, baik dilihat secara sektoral, pertumbuhan ekonomi, pendapatan perkapita, ekspor maupun impor dari tahun ke tahun mengalami kenaikan. Hal ini tidak akan dapat bertahan apabila tidak didukung oleh peran serta pemerintah serta masyarakatnya. Selain itu, juga meningkatkan perekonomian Jawa Tengah di masa yang akan datang perlu juga didukung dengan kestabilan ekonomi dan tingkat investasi yang tinggi.
Bila dilihat secara makro ekonomi, kondisi ekonomi di Jawa Tengah saat ini memang dirasakan sudah mengalami kemajuan. Inflasi terkendali, kondisi lingkungan kondusif dan pertumbuhan ekonomi yang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Namun bila dilihat dari laju pertumbuhan ekonomi ternyata masih sangat lambat, sehingga berdampak pada kemampuan perekonomian untuk menciptakan lapangan kerja juga akan terbatas. Hal ini tampak pada kondisi pengangguran di Jawa Tengah yang relatif masih tinggi (Miyasto, 2004: 3).
Salah satu komponen dari tujuan pembangunan ekonomi adalah penyediaan kesempatan kerja bagi penduduk yang membutuhkannya. Kesempatan kerja merupakan peluang bagi penduduk untuk melaksanakan fungsinya sebagai sumber daya ekonomi dalam proses produksi. Kesejahteraan yang merupakan tujuan pembangunan ekonomi akan diperoleh melalui kesempatan kerja.
Dalam perencanaan pembangunan, informasi mengenai tenaga kerja dan angkatan kerja memegang peranan penting. Tanpa tenaga kerja tidaklah mungkin program pembangunan dilaksanakan. Makin lengkap dan akurat data tentang tenaga kerja yang tersedia, makin mudah dan tepatlah rencana pembangunan itu dibuat. Terlebih lagi dalam pelaksanaan pembangunan dewasa ini, dibutuhkan data tentang tenaga kerja dan angkatan kerja baik secara kuantitas maupun kualitas.
Salah satu cara yang dapat ditempuh guna memperluas kesempatan kerja antara lain dengan investasi. Investasi bagi menjadi 2 yaitu penanaman modal dalam negeri (PMDN) dan penanaman modal asing (PMA) yang memungkinkan terbukanya lapangan kerja baru, karena dengan semakin meningkatnya investasi akan dibutuhkan tenaga kerja yang lebih banyak juga. Hal ini tentu akan mengurangi tingkat pengangguran, meningkatkan kegiatan ekonomi masyarakat yang nantinya akan meningkatkan pendapatan nasional dan pada akhirnya akan meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki adalah harapan semua orang. Rendahnya penanaman modal dalam negeri, penanaman modal asing dan rendahnya permintaan akan barang dan jasa dikarenakan kebutuhan tenaga kerja yang tidak memadai sehingga tidak mencukupi penciptaan lapangan kerja bagi penduduk.
Bukti empiris menunjukkan bahwa perluasan kesempatan kerja yang dihasilkan oleh adanya penanaman modal asing kurang meyakinkan karena satu dan lain hal. Beberapa pengamat dengan yakinnya mengatakan bahwa pergeseran terhadap perusahaan-perusahaan lokal oleh perusahaan-perusahaan internasional justru mengurangi lapangan kerja setempat (Arsyad, 1997).
Selain itu, dapat pula dilakukan peningkatan ekspor. Hal ini dapat memberikan efek positif terhadap kegiatan ekonomi daerah pengekspor karena merupakan pengeluaran penduduk daerah lain atas barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan daerah pengekspor. Semakin tinggi pengeluaran daerah-daerah lain dalam mengkonsumsi barang-barang tersebut, semakin tinggi pula pendapatan daerah yang bersangkutan. Sehingga dengan adanya ekspor akan menambah lapangan pekerjaan baru.
Inflasi akan terjadi apabila pemerintah memandang pengangguran yang lebih besar dari tingkat pengangguran alamiah sebagai akibat tuntutan kenaikan upah tersebut terlalu tinggi. Inflasi sebagai akibat dorongan biaya hanya dapat terjadi apabila pemerintah mengimbangi tuntutan pemilik faktor produksi dengan menggunakan kebijakan fiskal dan moneter untuik mengantisipasikan pengaruhnya terhadap kesempatan kerja (Guritno, 1998).
Berdasarkan uraian di atas maka pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah seberapa besar pengaruh produk domestik regional bruto, ekspor, penanaman modal asing, penanaman modal dalam negeri dan inflasi terhadap kesempatan kerja di Jawa Tengah tahun 1978 – 2003 ?

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh produk domestik regional bruto, ekspor, penanaman modal asing, penanaman modal dalam negeri dan inflasi terhadap kesempatan kerja di Jawa Tengah tahun 1978 – 2003.

D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
File Selengkapnya.....

Teman DiskusiSkripsi.com


 

Free Affiliasi Program