BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam sistem penjualan produk dikenal istilah forecasting, yaitu peramalan (perkiraan) mengenai penjualan yang belum terjadi. Forecasting dalam ilmu ekonomi atau sosial merupakan hal yang harus diperhitungkan, karena dalam ilmu sosial atau ekonomi sesuatu itu serba tidak pasti, berbeda dalam ilmu-ilmu eksakta. Jumlah penduduk, pendapatan per kapita, volume penjualan perusahaan, konsumsi dan sebagainya itu selalu berubah-ubah, dan perubahan ini dipengaruhi oleh faktor-faktor yang sangat beragam. Oleh karena itu, perubahan-perubahan yang terjadi pada faktor-faktor pendukung penjualan sukar untuk ditentukan sebelumnya secara pasti. Dalam hal inilah diperlukan forecasting.
Seperti dikemukakan oleh Pangestu Subagyo (1991:3), bahwa forecasting (peramalan/perkiraan) berbeda dengan planning (perencanaan). Forecasting adalah peramalan apa yang akan terjadi pada waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang. Dengan sendirinya terjadi perbedaan antara forecasting dan rencana. Forecasting adalah peramalan apa yang akan terjadi, tetapi belum tentu bisa dilaksanakan oleh perusahaan. Untuk membuat rencana penjualan, suatu perusahaan harus mempertimbangkan kapasitas, fasilitas, elastistias harga, forecast permintaan konsumen, dan sebagainya.
Salah satu faktor penting dalam bidang forecasting adalah pemilihan metode yang tepat. Dalam bidang sosial dan ekonomi, penggunaan metode forecast sangat menentukan dalam meminimalisasi kesalahan dalam meramal apa yang akan terjadi di masa mendatang. Tanpa pemilihan metode yang tepat, maka dikarenakan faktor-faktor yang menyebabkan perubahan begitu kompleks maka peramalan akan menjadi sia-sia, karena tidak sesuai dengan kenyataan yang akan terjadi. Banyak sekali metode forecasting yang ada, misalnya metode moving averages, metode exponential smoothing, metode dekomposisi, metode input output, metode regresi, metode simulasi, metode auto regresi dan korelasi, dan sebagainya (Pangestu, 1991:5). Kejelian dalam memilih salah satu metode tersebut merupakan hal penting, yaitu dengan mempertimbangkan kecocokan dengan masalah yang dihadapi.
Berdasarkan hal tersebut di atas, dalam skripsi ini, penulis bermaksud meneliti lebih jauh mengenai penerapan salah satu metode forecasting yang dihubungkan dengan tingkat penjualan produk Speedy dari PT Telekomunikasi Indonesia (TELKOM), Tbk.
Seperti diketahui, produk Speedy merupakan produk unggulan PT Telkom. Tingkat penjualan produk Speedy PT Telkom pada tahun 2004 sendiri mencapai 10.710 pelanggan. Kemudian pada tahun 2005 meningkat mencapai 27.876 pelanggan (Laporan Tahunan PT Telkom tahun 2004-2005). Dari dua tahun tersebut memang belum bisa dilihat berapa persen market share telkom speedy di pasaran dan belum dapat dilihat model peningkatan dan penurunan di masa mendatang. Untuk itu diperlukan upaya forecasting untuk meramalkan tingkat penjualan yang akan terjadi di tahun-tahun mendatang yaitu pada tahun mendatang.
1.2 Perumusan Masalah
Penelitian mengenai forecasting tingkat penjualan merupakan topik yang penuh dengan dimensi yang beragam. Dalam penelitian ini penulis dapat merumuskan masalah pokok dalam penelitian ini yaitu: “Bagaimana kecendrungan tingkat penjualan produk Speedy PT Telkom, Tbk Jakarta Selatan pada tahun mendatang?”
1.3 Pembatasan Masalah
Kecendrungan penjualan bisa diakibatkan oleh:
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam sistem penjualan produk dikenal istilah forecasting, yaitu peramalan (perkiraan) mengenai penjualan yang belum terjadi. Forecasting dalam ilmu ekonomi atau sosial merupakan hal yang harus diperhitungkan, karena dalam ilmu sosial atau ekonomi sesuatu itu serba tidak pasti, berbeda dalam ilmu-ilmu eksakta. Jumlah penduduk, pendapatan per kapita, volume penjualan perusahaan, konsumsi dan sebagainya itu selalu berubah-ubah, dan perubahan ini dipengaruhi oleh faktor-faktor yang sangat beragam. Oleh karena itu, perubahan-perubahan yang terjadi pada faktor-faktor pendukung penjualan sukar untuk ditentukan sebelumnya secara pasti. Dalam hal inilah diperlukan forecasting.
Seperti dikemukakan oleh Pangestu Subagyo (1991:3), bahwa forecasting (peramalan/perkiraan) berbeda dengan planning (perencanaan). Forecasting adalah peramalan apa yang akan terjadi pada waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang. Dengan sendirinya terjadi perbedaan antara forecasting dan rencana. Forecasting adalah peramalan apa yang akan terjadi, tetapi belum tentu bisa dilaksanakan oleh perusahaan. Untuk membuat rencana penjualan, suatu perusahaan harus mempertimbangkan kapasitas, fasilitas, elastistias harga, forecast permintaan konsumen, dan sebagainya.
Salah satu faktor penting dalam bidang forecasting adalah pemilihan metode yang tepat. Dalam bidang sosial dan ekonomi, penggunaan metode forecast sangat menentukan dalam meminimalisasi kesalahan dalam meramal apa yang akan terjadi di masa mendatang. Tanpa pemilihan metode yang tepat, maka dikarenakan faktor-faktor yang menyebabkan perubahan begitu kompleks maka peramalan akan menjadi sia-sia, karena tidak sesuai dengan kenyataan yang akan terjadi. Banyak sekali metode forecasting yang ada, misalnya metode moving averages, metode exponential smoothing, metode dekomposisi, metode input output, metode regresi, metode simulasi, metode auto regresi dan korelasi, dan sebagainya (Pangestu, 1991:5). Kejelian dalam memilih salah satu metode tersebut merupakan hal penting, yaitu dengan mempertimbangkan kecocokan dengan masalah yang dihadapi.
Berdasarkan hal tersebut di atas, dalam skripsi ini, penulis bermaksud meneliti lebih jauh mengenai penerapan salah satu metode forecasting yang dihubungkan dengan tingkat penjualan produk Speedy dari PT Telekomunikasi Indonesia (TELKOM), Tbk.
Seperti diketahui, produk Speedy merupakan produk unggulan PT Telkom. Tingkat penjualan produk Speedy PT Telkom pada tahun 2004 sendiri mencapai 10.710 pelanggan. Kemudian pada tahun 2005 meningkat mencapai 27.876 pelanggan (Laporan Tahunan PT Telkom tahun 2004-2005). Dari dua tahun tersebut memang belum bisa dilihat berapa persen market share telkom speedy di pasaran dan belum dapat dilihat model peningkatan dan penurunan di masa mendatang. Untuk itu diperlukan upaya forecasting untuk meramalkan tingkat penjualan yang akan terjadi di tahun-tahun mendatang yaitu pada tahun mendatang.
1.2 Perumusan Masalah
Penelitian mengenai forecasting tingkat penjualan merupakan topik yang penuh dengan dimensi yang beragam. Dalam penelitian ini penulis dapat merumuskan masalah pokok dalam penelitian ini yaitu: “Bagaimana kecendrungan tingkat penjualan produk Speedy PT Telkom, Tbk Jakarta Selatan pada tahun mendatang?”
1.3 Pembatasan Masalah
Kecendrungan penjualan bisa diakibatkan oleh: