Perbandingan Model Capm Dengan Apt Dalam Memprediksi Imbalan Saham Produksi Pertambangan Di Bursa..

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan model CAPM dan model APT
dalam memprediksi imbalan saham industri pertambangan di Bursa Efek Indonesia.
Data yang digunakan adalah harga saham penutupan, capital gain dan dividen yield pada
tahun 2005-2007, IHSG, inflasi bulanan, tingkat suku bunga BI rate bulanan, dan nilai
tukar rupiah terhadap dollar Amerika. Penelitian ini mengambil populasi pada
perusahaan-perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian
ini menggunakan data sekunder dari Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) di Bursa
Efek Indonesia. Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan program SPSS
versi 13.0 dengan level signifikansi yang ditetapkan (α) sebesar 5%. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa pada model CAPM, nilai adjusted R2 berkisar antara 6.7% hingga
33.9%. Untuk F-test, faktor premi pasar tidak berpengaruh signifikan terhadap imbalan
saham hanya pada perusahaan PTBA, karena nilai risiko keputusan > level signifikansi
5%. Sedangkan pada model APT, faktor makroekonomi tidak dapat menjelaskan
imbalan saham perusahaan. Hal ini terlihat dari nilai adjusted R2 terbesar yang hanya
sebesar 17.4%. Dari hasil t-test, hanya perubahan nilai tukar yang merupakan faktor
yang signifikan dalam memprediksi imbalan saham ANTM dan APEX. Hal ini terlihat
dari nilai risiko keputusan yang lebih kecil dari level signifikansinya. Dari hasil uji
perbandingan diperoleh hasil bahwa selisih rata-rata F-test untuk model CAPM lebih
baik sebesar 6.6623 dibandingkan mode
l APT. Dan selisih rata-rata adjusted R2 untuk
model CAPM lebih baik sebesar 0.1141. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model
CAPM lebih baik daripada model APT dalam memprediksi imbalan saham perusahaan
pertambangan.File Selengkapnya.....

Teman DiskusiSkripsi.com


 

Free Affiliasi Program