Strategi Pemasaran Produk Unggulan Pertanian di Wilayah Kabupaten Majalengka, Jawa Barat

BAB I
PENDAHULUAN


A. LATAR BELAKANG
Pertanian merupakan sektor yang sangat penting bagi perekonomian suatu negara. Pertanian juga menjadi landasan perekonomian dari suatu negara. Ia menjadi sumber pangan, sandang dan papan yang bermutu dan berkesinambungan bagi masyarakat suatu bangsa serta sebagai sumber bahan baku bagi industri lainnya.
Sejalan dengan peningkatan pendapatan penduduk suatu bangsa, maka kebutuhan produk olahan hasil pertanian akan semakin meningkat. Data menunjukkan bahwa nilai tambah dari pengolahan jauh lebih besar dari hasil produk primer, yang sudah tentu menyerap sejumlah tenaga kerja yang cukup besar pula. Di samping menghasilkan nilai tambah yang jauh lebih besar dari produk primernya, pengolahan hasil yang meningkat akan menyebabkan meningkatnya permintaan terhadap produk on-farm (derived demand), baik dari sudut jumlah maupun mutu dan nilai, yang pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan di sektor hulu yaitu pendapatan petani (Saliem, 2004:15).
Untuk itu, diperlukan langkah-langkah strategis dalam mengolah maupun memasarkan produk pertanian agar sampai kepada tangan konsumen dengan kualitas barang yang tinggi dan memuaskan. Kegiatan ini merupakan tonggak utama bagi kegiatan usaha pertanian khususnya maupun kegiatan-kegiatan usaha lainnya, agar dapat bertahan dan eksis di tengah-tengah masyarakat dan dapat bersaing dengan kegiatan-kegiatan usaha lain. Kegiatan ini dinamakan sebagai kegiatan pemasaran. Setiap kegiatan usaha jika tidak memiliki ide-ide cemerlang untuk mendapatkan kepercayaan pasar melalui kegiatan-kegiatan pemasaran yang sesuai dengan tuntutan pasar, maka produk yang dihasilkannya akan sia-sia, karena tidak akan menghasilkan apa-apa bagi kemajuan pengelolanya.
Tidak diragukan lagi, bahwa di antara semua kegiatan usaha yang wajib diperhatikan adalah kegiatan pemasaran, karena tanpa adanya kegiatan pemasaran tidak akan terjadi pemindahan barang atau jasa dari produsen kepada konsumen, yang berarti tidak akan terjadi proses pertukaran. Pemasaran berperan sebagai jembatan utama, penghubung antara produsen dengan konsumen. Tidak ada gunanya barang yang bermutu baik dan harga memadai tetapi konsumen sulit untuk memperoleh barang tersebut (Alma, 2000:24).
Perbaikan pemasaran pada dasarnya adalah upaya perbaikan posisi tawar produsen terhadap pedagang, pedagang terhadap konsumen, dan sebaliknya melalui perbaikan daya-saing komoditas pertanian sehingga semua pihak memperoleh keuntungan sesuai dengan kepentingannya masing-masing. Perbaikan pemasaran juga berarti persaingan memperebutkan keuntungan dalam perdagangan baik pada pasar domestik maupun internasional secara adil dan trransparan yang bebas dan kompetitif. Oleh karena itu, keberhasilan dalam perbaikan pemasaran akan memberikan dampak multifungsi dalam pembangunan pertanian seperti menjadi penghela bagi peningkatan produksi, produktivitas dan kualitas produk pertanian, memperluas kesempatan kerja dan menjadi kunci utama upaya peningkatan pendapatan petani. Dengan kata lain perbaikan pemasaran merupakan ujung tombak revitalisasi sektor pertanian saat ini (Deptan RI, 2005:5).
Beralih ke permasalah produk pertanian yang akan diteliti, dalam hal ini adalah produk hortikultura mangga. Mangga merupakan tanaman buah tahunan berupa pohon yang berasal dari negara India. Tanaman ini kemudian menyebar ke wilayah Asia Tenggara termasuk Malaysia dan Indonesia. Untuk peningkatan produksi dan mutu produksi buah mangga, diperlukan penanganan khusus meliputi perbaikan manajemen dan aplikasi budidaya pra-panen dan pasca panen di lapangan. Pada tanaman mangga pada usia produktif, sub kegiatan yang dinilai berkaitan erat pada tujuan dan target yang ditetapkan adalah pada tahap pemangkasan, pemupukan, pengairan, penyerbukan buatan, pengendalian hama dan penyakit, penjarangan buah, panen dan penanganan pasca panen. Secara umum agroklimat yang sesuai bagi pertanaman mangga adalah tipe iklim E dan F, 3 - 4 bulan basah, 8 – 9 bulan kering, curah hujan 1.000-1.500 mm/tahun dan kecepatan angin tidak terlalu cepat atau 10 km/jam (Direktorat Tanaman Buah, Dirjen Bina Produk Hortikultura, 2005: 2).
Upaya peningkatan pengolahan dan pemasaran suatu komoditas secara umum dimaksudkan untuk meningkatkan pendapatan petani dan masyarakat melalui penciptaan nilai tambah komoditas yang bersangkutan dan penyerapan tenaga kerja dalam proses pengolahan dan pemasaran tersebut. Ini bukan merupakan strategi baru dalam pembangunan pedesaan, melainkan suatu upaya menyeluruh yang bisa menyentuh petani kecil dan masyarakat miskin.

Strategi dan pendekatan yang akan diterapkan dalam Agroprosesing dan Pemasaran dapat digambarkan sebagai berikut:
File Selengkapnya.....

Teman DiskusiSkripsi.com


 

Free Affiliasi Program