Hubungan Pengetahuan Tentang Menstruasi Dengan Kesiapan Remaja Putri Usia Pubertas Menghadapi Manarche

Abstraksi:
Dari studi pendahuluan remaja putri usia pubertas paling banyak pada jenjang pendidikan SMP. Data di SMP menunjukkan bahwa pembelajaran di sekolah belum dapat menunjang tentang menstruasi yang dapat berdampak terhadap kesiapan menghadapi menarche. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan pengetahuan tentang menstruasi dengan kesiapan remaja putri usia pubertas dalam menghadapi menarche. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional. Subjek penelitian ini adalah siswi putri SMPN XXX yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi pada bulan Juli 2005. jumlah dalam penelitian ini sebanyak 76 orang. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji statistik Kendall Tau. Uji statistik Kendall Tau didapat hasil dengan besarnya nilai signifikasi/probabilitas (p value) yang besarnya 0,042 yang apabila di bandingkan dengan α = 0,05, maka p value < 0,05, sehingga Ho ditolak Ha diterima artinya ada hubungan antara pengetahuan dengan kesiapan remaja putri dalam menghadapi menarche.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu modal dasar pembangunan suatu bangsa adalah tersedianya sumber daya manusia yang cukup, baik kuantitas maupun kualitas. Remaja merupakan kelompok yang paling potensial dalam pembangunan suatu negara. Hal ini karena posisinya sebagai tunas, penerus dan penentu masa depan bangsa di kemudian hari, oleh karena itu keberadaan kelompok remaja tidak bisa diabaikan. Pada masa remaja khususnya remaja putri akan mengalami perubahan fisik yang pesat, yang menjadi pertanda biologis dari kematangan seksual. Perubahan ini terjadi pada satu masa yang disebut masa pubertas, yang merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak dan masa reproduksi (Wikjosastro, 1999).
Masa-masa transisi anak dari pra pubertas sampai menjelang pubertas merupakan masa yang cukup sulit bagi anak. Mereka tidak lagi menjadi anak-anak tetapi sudah berkembang dan tumbuh pada tingkatan dewasa. Pada masa ini terjadi perubahan-perubahan penting baik fisik maupun perilaku. Semua perubahan dan perkembangan yang terjadi memerlukan penyikapan yang benar sehingga remaja tersebut siap menerima perubahan-perubahan dan dapat menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi (William, 1995).
Pada usia pubertas pengetahuan yang mantap tentang reproduksi merupakan modal yang penting untuk menjalani fase kehidupannya dan melaksanakan tugas perkembangannya. Hal ini diperlukan untuk menghindari kemungkinan terjadinya kesalahan remaja akibat kurangnya pengetahuan tentang reproduksi yang disebabkan minimnya pengetahuan yang didapat dari orangtua karena masih banyak orangtua yang menganggap bahwa membicarakan masalah reproduksi khususnya menstruasi masih merupakan hal yang tabu dan tidak sesuai dengan budaya atau adat istiadat di lingkungan mereka. Dengan demikian perawat berperan penting dalam mempromosikan praktik dan perilaku positif yang berhubungan dengan masalah kesehatan reproduksi dan seksual dengan cara memberikan informasi tentang kesehatan, mendeteksi masalah-masalah kesehatan pada tahap dini, mengkaji masalah yang berhubungan dengan ginekologi dan reproduksi, dan mendiskusikan pertanyaan atau kekhawatiran yang berhubungan dengan system reproduksi dan seksual karena biasanya remaja cemas, malu atau merasa tidak nyaman karena masalah reproduksi bersifat sangat pribadi (Brunner dan Suddarth, 2000).
Kurangnya pengetahuan tentang reproduksi khususnya menstruasi pada remaja putri dapat berdampak terhadap kesiapan dalam menghadapi menarche. Kesiapan atau ketidaksiapan menghadapi menarche berdampak terhadap reaksi individual remaja putri pada saat menstruasi pertama yang dapat berdampak positif atau negatif. Pengetahuan tentang menstruasi dapat distimulus dari berbagai faktor, diantaranya : sosial ekonomi, kultur, pendidikan, dan pengalaman. Remaja usia pubertas (8-14 tahun) paling tinggi berada pada jenjang pendidik SMP.
Berdasarkan studi pendahuluan terhadap guru-guru di SMPN XXX yang diwawancarai mengatakan kurikulum pembelajaran di sekolah belum dapat menunjang pengetahuan remaja usia pubertas tentang reproduksi khususnya tentang menstruasi, untuk SMP kelas satu sama sekali belum menyinggung masalah reproduksi manusia khususnya masalah menstruasi, hal ini akan dibahas kelas dua caturwulan ketiga dan itu pun masih sangat terbatas pada sistem hormonal. Dilihat dari lokasinya SMPN XXX jauh dari sumber informasi yang mendukung seperti toko buku, internet, serta sarana perpustakaan belum menyediakan buku-buku tentang kesehatan reproduksi khususnya masalah menstruasi yang memungkinkan para siswa mengalami kesulitan memperoleh informasi.
Apabila remaja putri usia pubertas, dengan bekal pengetahuan dari pelajaran di sekolah dan orangtua yang minim tentang menstruasi sedangkan pada saat itu mereka harus menghadapi menarche, apakah mereka siap menghadapinya. Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik dan mendorong peneliti untuk mengadakan penelitian tentang hubungan tingkat pengetahuan tentang menstruasi dengan kesiapan menghadapi menarche pada remaja putri usia pubertas, hal ini sangat penting dan layak untuk diteliti karena dapat memberikan bekal pengetahuan tentang menstruasi pada anak dalam menghadapi perubahan fisik dan psikis pada masa pubertas, sehingga anak dapat dengan cepat beradaptasi dalam menghadapi perubahan-perubahan tersebut.

B. Perumusan Masalah
File Selengkapnya.....

Teman DiskusiSkripsi.com


 

Free Affiliasi Program