Analisis Investasi dan Penentuan Portofolio Saham di Bursa Efek Jakarta (Studi Komparatif Penggunaan Model Indek Tunggal dan Model Random Pada Saham-S

BAB I

PENDAHULUAN


Dalam dunia yang sebenarnya hampir semua investasi mengandung unsur

ketidakpastian atau resiko. Pemodal tidak tahu dengan pasti hasil yang akan

diperolehnya dari investasi yang dilakukannya. Dalam keadaan semacam itu

dikatakan bahwa pemodal tersebut menghadapi resiko dalam investasi yang

dilakukannya. Yang bisa ia lakukan adalah memperkirakan berapa tingkat

keuntungan yang diharapkan (expected return) dari investasinya, dan seberapa

jauh kemungkinan hasil yang sebenarnya nanti akan menyimpang dari hasil yang

diharapkan. Karena pemodal menghadapi kesempatan investasi yang beresiko,

pilihan investasi tidak dapat hanya mengandalkan pada tingkat keuntungan yang

diharapkan. Apabila pemodal mengharapkan untuk memperoleh tingkat

keuntungan yang tinggi, maka ia harus bersedia menanggung resiko yang tinggi

pula. Seorang pemodal (investor) dalam melakukan investasi di pasar modal

memerlukan pengetahuan yang cukup, pengalaman, serta naluri bisnis untuk

menganalisis efek-efek mana yang akan dibeli, mana yang akan dijual, dan mana

yang tetap dimiliki. Menurut Suad Husnan (1998 ; 47), salah satu karakteristik

investasi pada sekuritas adalah kemudahan untuk membentuk portofolio investasi.

Artinya pemodal dapat dengan mudah menyebar (melakukan diversifikasi)

investasinya pada berbagai kesempatan investasi.



2





Investor melakukan diversifikasi investasi dalam berbagai portofolio

dikarenakan hasil yang diharapkan dari tiap jenis sekuritas dapat saling menutup.

Lebih lanjut, pemodal mengestimasikan hasil investasi dengan hasil yang

tertinggi. Karena pemodal tidak mengetahui secara pasti return yang diharapkan,

jadi pemodal mencoba untuk meramal return yang diharapkan dengan memakai

batas kemungkinan bahwa hasil tidak dapat dicapai. Kemungkinan hasil yang

diharapkan tidak dapat dicapai adalah apa yang disebut dengan resiko.

Portofolio diartikan sebagai serangkaian kombinasi beberapa aktiva yang

diinvestasikan dan dipegang oleh pemodal, baik perorangan maupun lembaga.

Kombinasi aktiva tersebut bisa berupa aktiva riil, aktiva finansial ataupun

keduanya. Seorang pemodal yang menginvestasikan dananya dipasar modal

biasanya tidak hanya memilih satu saham saja. Alasannya, dengan melakukan

kombinasi saham, pemodal bisa meraih return yang optimal sekaligus akan

memperecil resiko melalui diversifikasi. Dari segi lain, memilih portofolio yang

optimal bukanlah hal yang mudah, ini disebut dengan masalah pemilihan

portofolio.

Menurut Sunariyah (2003 ; 178), pembentukan portofolio berangkat

dari usaha diversifikasi investasi guna mengurangi resiko. Terbukti bahwa

semakin banyak jenis efek yang dikumpulkan dalam keranjang portofolio, maka

resiko kerugian saham yang satu dapat dinetralisir oleh keuntungan yang

diperoleh dari saham lain. Tetapi diversifikasi ini bukanlah suatu jaminan dalam

mengusahakan resiko yang minimum dengan keuntungan yang maksimum

sekaligus.


3





Teori pemilihan portofolio pertama kali dikembangkan oleh Harry M.

Markowitz dikutip dari Sunariyah (2003 ; 178) dengan beberapa asumsi sebagai

berikut:

1. Seorang pemodal mempunyai sejumlah uang tertentu .

2. Sejumlah uang tersebut diinvestsikan untuk jangka waktu tertentu

disebut holding period.

3. Pada akhir masa tertentu (holding period) pemodal akan menjual

sahamnya.

4. Pemodal akan selalu mencoba menghindari resiko (risk avers).

5. Untuk menghindari resiko, pemodal mencoba melakukan diversifikasi

investasinya.

6. Pemodal menghadapi beberapa portofolio dimana harga sudah pasti.

Masalahnya adalah bagaimana mengalokasikan uang mereka diantara

berbagai portofolio untuk meoptimalkan hasil yang diharapkan.

7. Pemodal mampu mengestimasikan hasil yang diharapkan dari masing-

masing portofolio.

8. Pilihan untuk investasi tidak tergantung pada pemodal lain.

Asumsi tersebut diatas dipakai dasar dalam merumuskan kebijakan

portofolio investasi. Ini berarti, apabila asumsi tersebut tidak dapat dipenuhi,

maka kesimpulan yang diambil harus dengan kehati-hatian. Banyaknya asumsi

yang dipertimbangkan, menunjukkan banyaknya variabel yang dapat

mempengaruhi portofolio investasi sekaligus menunjukkan rumitnya

permasalahan yang harus dipertimbangkan analisis pasar modal.


4





Investor harus mempunyai ketajaman perkiraaan masa depan perusahaan

yang sahamnya akan dibeli atau dijual. Namun kemungkinan terjadinya suatu

kesalahan dalam pemilihan saham dan penentuan portofolio akan berpengaruh

pula terhadap tingkat return, sehingga return yang diperoleh dari portofolio tidak

sesuai dengan yang diharapkan. Untuk memperoleh portofolio yang diinginkan,

maka seorang investor harus melakukan analisis yang dapat memberikan return

yang maksimum. Alternatif pemilihan saham dan penentuan portofolio dapat

dilakukan dengan menggunakan berbagai alat analisis. Salah satu alat analisis

yang sering digunakan adalah menggunakan Model Indek Tunggal. Model Indek

Tunggal banyak dipergunakan sebagai alat analisis untuk mendapatkan portofolio

yang efisien, selain modelnya sederhana juga mudah untuk dioperasikan.

Dalam menghadapi jual beli saham pemodal (investor) harus bersikap

rasional. Pemodal yang pintar adalah orang yang sukses dalam melakukan

pemilihan saham yang memberikan tingkat keuntungan optimal dengan resiko

yang kecil. Namun demikian investor seringkali hanya mengikuti keinginan

individu, hanya ikut-ikutan atau dalam mendapatkan portofolio secara

“gambling”, hal semacam ini lebih dikenal dengan penentuan portofolio secara

random atau secara acak (tanpa memperhatikan karakteristik investasi secara

relevan).

Dari apa yang diinginkan oleh para pemodal (investor) untuk memperoleh

tingkat keuntungan yang diharapkan (expected return) melalui investasi, perlu

diadakan penelitian mengenai alternatif pemilihan saham dan penentuan

portofolio yaitu dengan menggunakan Model Indek Tunggal dan dengan secara


5





Random (acak). Dengan penelitian ini diharapkan dapat diketahui alternatif yang

memberikan return optimal.

Penelitian ini pernah dilakukan oleh Henry Dwi Wahyudi (2002) yaitu

mengenai analisis investasi dan penentuan portofolio saham optimal di Bursa Efek

Jakarta. Dalam penelitian tersebut disimpulkan bahwa pemilihan portofolio

dengan Model Indek Tunggal akan dapat memberikan return yang optimal

dibandingkan dengan pemilihan portofolio dengan secara Random atau acak.

Perbedaan dengan peneliti sebelumnya adalah periode waktu yaitu peneliti

sebelumnya menggunakan periode perdagangan saham antara tahun 1997 sampai

dengan tahun 2000 sedangkan peneliti sekarang menggunakan periode antara

tahun 1999 sampai dengan tahun 2003.



B. Perumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka

perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

“Apakah penentuan portofolio dengan menggunakan Model Indek Tunggal dapat

memberikan return portofolio yang optimal dibandingkan dengan penentuan

portofolio secara Random?”



C. Pembatasan Masalah

1. Penelitian ini hanya untuk saham-saham yang masuk dalam indek LQ-45.


6





2. Penelitian ini hanya sebatas penelitian tentang alternatif pemilihan saham

dan penentuan portofolio dengan menggunakan Model Indek Tunggal dan

dengan cara Random atau acak.



D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah yang dihadapi, tujuan daripada penelitian ini

adalah :
File Selengkapnya.....

Teman DiskusiSkripsi.com


 

Free Affiliasi Program