Analisis Kemampuan Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan Laba Masa Depan (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Go Public Di Bursa Efek Jakart

BAB I

PENDAHULUAN


Perkembangan pasar modal yang pesat menciptakan berbagai peluang

atau alternatif investasi bagi investor. Disisi lain investor, perusahaan pencari

dana harus saling bersaing dalam mendapatkan dana dari investor dalam pasar

modal. Secara teoritis investor akan menanamkan uangnya pada perusahaan

yang dapat memberikan return (keuntungan) yang tinggi. Adapun return

yang tinggi pada umumnya dapat dipenuhi oleh perusahaan yang memiliki

kinerja keuangan yang baik. Jadi investor akan menanamkan sahamnya pada

perusahaan yang memiliki kinerja yang baik. Atas dasar inilah, maka

manajemen perusahaan yang telah go public juga perlu meningkatkan

kinerjanya, disamping untuk meningkatkan kemakmuran pemillik, juga

mempermudah mereka dalam meningkatkan sumber dana, baik dari internal

maupun eksternal.

Perusahaan memberikan banyak informasi kepada pemegang saham

dan masyarakat umum tentang usaha mereka. Laporan keuangan yang

diterbitkan oleh perusahaan harus memuat informasi keuangan yang dapat

digunakan untuk mengambil keputusan tentang perusahaan tersebut. Para

pelaku bisnis dan pihak pemerintah membutuhkan informasi dalam

mengambil keputusan. Untuk pengambilan keputusan ekonomi, para pelaku

bisnis dan pemerintah membutuhkan informasi tentang kondisi dan kinerja




2



keuangan perusahaan. Oleh karena itu muncul kebutuhan akan informasi

keuangan (Takarini dan Ekawati, 2003).

Menurut Weston dan Brigham (1990: 279), sesungguhnya informasi

yang terkandung di dalam laporan keuangan digunakan oleh investor untuk

memperoleh perkiraan tentang laba dan deviden di masa mendatang dan

resiko atas nilai perkiraan tersebut. Oleh karena itu laporan keuangan sangat

penting bagi investor. Investor juga dapat mengambil dan menganalisis

beberapa informasi dalam suatu laporan keuangan, antara lain laba (perubahan

laba) dan berbagai macam rasio keuangan, seperti rasio aktivitas, rasio

likuiditas, rasio profitabilitas dan rasio leverage guna menilai kinerja suatu

perusahaan.

Statement Financial Accounting Consep (SFAC) No. 1 Objective of

Financial Reporting by Business Enterprises (FASB, 1978) dalam Zainuddin

dan Hartono (1999) menjelaskan bahwa tujuan utama pelaporan keuangan

adalah menyediakan informasi yang bermanfaat kepada investor, kreditor dan

pemakai lainnya baik yang sekarang maupun yang potensial dalam pembuatan

investasi, kredit dan keputusan sejenis secara rasional. Kata rasional

menunjukkan bahwa tujuan pelaporan keuangan menggunakan pendekatan

economic decision theory.

Tujuan kedua adalah menyediakan informasi untuk membantu

investor, kreditor dan pemakai lainnya baik yang sekarang maupun yang

potensial dalam menilai jumlah, waktu, ketidakpastian penerimaan kas dari

deviden dan bunga di masa yang akan datang. Tujuan kedua pelaporan



3



keuangan tersebut mengandung makna bahwa investor menginginkan

informasi tentang hasil dan resiko atas investasi yang dilakukan. Hal ini

menunjukkan bahwa tujuan pelaporan keuangan juga menggunakan

pendekatan theory of investment (Zainuddin dan Hartono, 1999).

SFAC No. 2 Qualitative Characteristis of Accounting Information

(FASB, 1980) dalam Zainuddin dan Hartono (1999) menjelaskan bahwa salah

satu karakteristik kualitatif yang harus dimiliki oleh informasi akuntansi agar

tujuan pelaporan keuangan dapat tercapai adalah kemampuan prediksi. Hal ini

menunjukkan bahwa informasi akuntansi seperti yang tercantum dalam

pelaporan keuangan dapat digunakan oleh investor sekarang dan investor

potensial dalam melakukan prediksi penerimaan kas dari deviden dan bunga

dimasa yang akan datang. Oleh karena itu, prediksi laba perusahaan dengan

menggunakan informasi laporan keuangan menjadi sangat penting untuk

dilakukan. Salah satu cara untuk memprediksi laba perusahaan adalah dengan

menggunakan rasio keuangan. Rasio merupakan alat analisis yang dapat

memberikan petunjuk dengan gejala dari kondisi yang mendasar. Apabila

diinterprestasikan dengan benar dapat menunjukkan area yang memerlukan

penyelidikan dan perbaikan yang lebih lanjut.

Laba sebagai suatu pengukuran kinerja dan bagian dari laporan

keuangan perusahaan, merefleksikan telah terjadinya proses peningkatan atau

penurunan ekuitas dari berbagai sumber transaksi, kecuali transaksi dengan

pemegang saham dalam suatu periode tertentu. Konsep laba sama halnya

dengan pendapatan bersih (net income), yaitu memasukkan hampir seluruh



4



kejadian yang tercakup dalam pendapatan bersih dengan penekanan pada

periode sekarang (present). Sehingga dapat dilakukan suatu penelitian dalam

memprediksi perubahan laba dengan menggunakan rasio keuangan (Takarini

dan Ekawati, 2003).

Analisis rasio merupakan bentuk atau cara yang umum digunakan

dalam analisis laporan finansial. Dengan kata lain, diantara alat-alat analisis

yang selalu digunakan untuk mengukur kekuatan atau kelemahan yang

dihadapi perusahaan dibidang keuangan adalah analisis rasio. Rasio

merupakan alat yang dinyatakan dalam artian relatif maupun absolut untuk

menjelaskan hubungan tertentu antara faktor yang satu dengan faktor yang

lain dari suatu laporan finansial (Syarafuddin, 1989: 107).

Dalam memprediksi laba, tidak cukup hanya dengan menggunakan

manfaat rasio keuangan yang terdapat dalam informasi laporan keuangan, oleh

karena itu perlu dipertimbangkan faktor ukuran perusahaan. Ukuran

perusahaan merupakan salah satu alat untuk mengukur besar kecilnya suatu

perusahaan. Menurut Hart dan Oulton (1996) dalam Juliana (2003) bahwa

karyawan, aktiva, penjualan, market value, dan value added merupakan

beberapa ukuran umum untuk menentukan besar kecilnya suatu perusahaan.

Penelitian tentang manfaat rasio keuangan dalam memprediksi laba

masa depan pada perusahaan manufaktur telah dilakukan oleh Machfoedz

(1994) selama empat tahun yaitu tahun 1989-1992. Terdapat 47 rasio

keuangan yang akan diseleksi dengan menggunakan prosedur MARX untuk

digunakan dalam penelitian tersebut. Ada 13 rasio keuangan yang terpilih,



5



untuk digunakan dalam penelitian tersebut. Pengujian hipotesis yang

digunakan adalah regression analysis, t-tests dan logit model.

Penelitian yang pernah dilakukan oleh Zainuddin dan Hartono (1999)

menemukan bahwa rasio keuangan berpengaruh dalam memprediksi

perubahan laba. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan perbankan di

Bursa Efek Jakarta (BEJ). Rasio keuangan yang digunakan adalah rasio

CAMEL.

Warsidi dan Bambang (2000) melakukan pengujian kegunaan rasio

keuangan dalam memprediksi perubahan laba dimasa depan periode tahun

1993-1997, dengan menggunakan sampel random sebanyak 54 perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEJ. Metode pemilihan variabel yang digunakan

stepwise regression dengan menganalisis 49 rasio keuangan untuk diketahui

hubungan liniernya dengan perubahan laba satu tahun, dua tahun, dan tiga

tahun yang akan datang.

Asyik dan Soelistyo (2000) melakukan pengujian tentang kemampuan

rasio keuangan dalam memprediksi laba, dengan menggunakan sampel

perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ yang dibatasi pada perusahaan

yang mempublikasikan laporan keuangan per 31 Desember untuk tahun buku

1995 dan 1996. Alat uji yang digunakan adalah discriminant analysis yang

digunakan untuk mengidentifikasi rasio keuangan yang mampu membedakan

perubahan laba (naik atau turun) secara tepat.

Damayanti dalam Juliana (2000) melakukan penelitian dalam periode

1994-1996 dan hasilnya adalah rasio keuangan bermanfaat dalam



6



memprediksi perubahan laba masa mendatang perusahaan manufaktur.

Damayanti dalam penelitiannya juga mempertimbangkan ukuran perusahaan

yang dilihat dari total aktivanya.

Juliana (2003) telah melakukan penelitian tentang manfaat rasio

keuangan dalam memprediksi perubahan laba perusahaan manufaktur yang

terdaftar di BEJ selama tahun 1998-2000. Penelitian tersebut menggunakan 10

rasio keuangan dan mempertimbangkan ukuran perusahaan.

Penelitian Takarini dan Ekawati (2003) menggunakan 18 rasio

keuangan dalam menganalisis rasio keuangan dalam memprediksi perubahan

laba pada perusahaan manufaktur yang go public di pasar modal Indonesia

tahun 1997-2000. Metode analisis data yang digunakan yaitu logit model

(Regression Logistic).

Penelitian ini mengacu pada penelitian yang telah dilakukan oleh

Machfoedz (1994), dengan perbedaan meliputi:

1. Rasio-rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 10,

sedangkan pada penelitian Machfoedz menggunakan 47 rasio keuangan.

2. Pada penelitian ini tahun penelitiannya yaitu tahun 2000, 2001 dan 2002,

sedangkan pada penelitian Machfoedz tahun penelitiannya yaitu tahun

1989-1992.

Penelitian tentang manfaat rasio keuangan dalam memprediksi laba

perusahaan manufaktur sangat dibutuhkan. Pentingnya penelitian tersebut

didasarkan pada alasan: pertama, beberapa penelitian yang menguji kekuatan

prediksi rasio keuangan terhadap prediksi perubahan laba untuk berbagai



7



periode cenderung tidak presisten; kedua, belum adanya keseragaman rasio

keuangan yang harus dicantumkan perusahaan dalam prospektus pada saat go

public.

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “ANALISIS KEMAMPUAN RASIO KEUANGAN DALAM

MEMPREDIKSI PERUBAHAN LABA MASA DEPAN (Studi Empiris

Pada Perusahaan Manufaktur Go Public Di Bursa Efek Jakarta)”.



B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, permasalahan

pokok yang akan diuji lebih lanjut dalam penelitian ini adalah:
File Selengkapnya.....

Teman DiskusiSkripsi.com


 

Free Affiliasi Program