BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pasar modal di Indonesia mengalami kemajuan pesat sejak tahun 1989,
setelah pemerintah melaksanakan serangkaian deregulasi bidang keuangan pada
akhir tahun 1988. Keputusan pemerintah akhir tahun 1988 tersebut telah
mengizinkan pemodal asing untuk membeli saham-saham yang diperjualbelikan
di pasar modal (BEJ), telah memberikan peranan yang sangat besar terhadap
boom pasar modal tahun 1989.
Pasar modal secara formal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai
instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik
dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh
pemerintah, public outhorities, maupun perusahaan swasta (Suad Husnan, 1994 :
3).
Alasan perusahaan yang akan melakukan go public pada umumnya karena
kesulitan masalah keuangan. Perusahaan yang struktur modalnya sebagian besar
terdiri atas hutang dibandingkan dengan modal sendiri, maka pada suatu saat akan
merasa perlu mengadakan restrukturisasi struktur modalnya. Hal ini dapat
disebabkan sumber dana dari hutang (pinjaman) memiliki konsekuensi berupa
kewajiban membayar beban tetap berupa bunga, sedangkan sumber dana yang
berasal dari modal sendiri (saham) tidak mempunyai beban tetap seperti hutang.
Sumber dana dari hutang atau modal asing merupakan keuntungan pemilik modal
sendiri, jika biaya modal hutang nilainya lebih kecil dari return yang dihasilkan
oleh perusahaan. Satu cara yang dapat ditempuh dalam restrukturisasi modal
adalah dengan menjual sahamnya kepada masyarakat atau go public.
Perusahaan yang sudah go public masih dapat menerbitkan saham baru yang
ditawarkan kepada pemilik lama (right issue), apabila masih membutuhkan
tambahan dana ataupun berkeinginan untuk mengubah struktur modalnya. Cara
ini mengakibatkan perusahaan dapat memenuhi kebutuhan dana melalui emisi
saham baru, yang tentu saja jumlah modal sendirinya bertambah tetapi tidak dapat
tambahan pemilik baru perusahaan. Perusahaan memenuhi kebutuhan berupa
tidak adanya bunga sebagai beban tetap yang dibayar maupun dana pelunasan
hutang jika sudah jatuh tempo.
Emisi saham baru akan berakibat pada berubahnya struktur modal
perusahaan yang selanjutnya akan mengakibatkan berubahnya biaya modal
keseluruhan. Struktur modal adalah masalah penting dalam pengambilan
keputusan pembelanjaan, sebab akan berakibat langsung terhadap biaya modal,
keputusan Capital Budgeting
dan harga pasar. Struktur perusahaan dirumuskan
dari perbandingan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri yang
digunakan perusahaan tersebut. Emisi saham baru akan berakibat pada
berubahnya struktur modal perusahaan yang selanjutnya akan mengakibatkan
berubahnya biaya modal keseluruhan. Emisi saham baru menuntut kesediaan
pemilik saham yang sudah ada untuk bersedia membagi kepemilikannya kepada
investor baru dan akan mengakibatkan terjadinya dilution. Sebenarnya masalah
ini dapat diatasi dengan cara menawarkan umum terbatas dalam penerbitan saham
baru tersebut (right issue) yang harapannya adalah menurunnya tingkat debt to
equity ratio
dan biaya modal perusahaan. Pada hakikatnya perusahaan
mengharapkan adanya peningkatan return saham yang diterima setiap laba saham
bila dibandingkan sebelum terjadi right issue.
Penerbitan right issue
diharapkan mampu menaikkaan biaya modal dan
return saham. Tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa dengan penerbitan right
issue
juga dapat menurunkan biaya modal dan return saham, karena hal tersebut
dapat dipengaruhi oleh mikro faktor seperti perbedaan struktur modal, ataupun
dipengaruhi oleh makro faktor seperti kondisi perekonomian secara global, politik
dan budaya yang tidak dapat terkendali (Arif Budiarto dan Zaki Baridwan, 1999).
Menurut penelitian empiris Sri Hermuningsih (1996) penerbitan right issue
berpengaruh terhadap penurunan biaya modal meskipun tidak significant.
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Arif Budiarto dan Zaki Baridwan
(1999) kebijakan right issue
adalah upaya emiten untuk menekan biaya emisi
serta untuk menambah jumalah saham yang beredar. Adanya penawaran saham
terbatas diharapkan akan ada reaksi pasar atau perubahan harga saham, sehingga
dapat meningkatkan likuiditas saham. Dari berbagai penelitian empiris yang ada,
maka penerbitan right issue dapat berpengaruh menaikkan maupun menurunkan
biaya modal dan return saham, karena faktor-faktor yang mempengaruhi hal
tersebut.
Penelitian tentang analisis pengaruh right issue terhadap stuktur modal
biaya hutang dan return saham pernah dilakukan oleh GM Djoko Hanantijo
(2001). Adapun perbedaannya adalah tahun diterbitkannnya right issue tersebut
yaitu tahun 1997-2000.
B. Perumusan Masalah
1. Apakah right issue akan dapat menurunkan biaya modal rata-rata?
2. Apakah perubahan struktur modal karena right issue akan berpengaruh positif
terhadap return perusahaan?
3. Apakah right issue akan berpengaruh lebih besar terhadap return saham?
C. Pembatasan Masalah
Agar dalam pembatasan lebih terperinci pada permasalahan dan tidak
menyimpang jauh dari judul, permasalahan kami batasi ada:
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pasar modal di Indonesia mengalami kemajuan pesat sejak tahun 1989,
setelah pemerintah melaksanakan serangkaian deregulasi bidang keuangan pada
akhir tahun 1988. Keputusan pemerintah akhir tahun 1988 tersebut telah
mengizinkan pemodal asing untuk membeli saham-saham yang diperjualbelikan
di pasar modal (BEJ), telah memberikan peranan yang sangat besar terhadap
boom pasar modal tahun 1989.
Pasar modal secara formal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai
instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik
dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh
pemerintah, public outhorities, maupun perusahaan swasta (Suad Husnan, 1994 :
3).
Alasan perusahaan yang akan melakukan go public pada umumnya karena
kesulitan masalah keuangan. Perusahaan yang struktur modalnya sebagian besar
terdiri atas hutang dibandingkan dengan modal sendiri, maka pada suatu saat akan
merasa perlu mengadakan restrukturisasi struktur modalnya. Hal ini dapat
disebabkan sumber dana dari hutang (pinjaman) memiliki konsekuensi berupa
kewajiban membayar beban tetap berupa bunga, sedangkan sumber dana yang
berasal dari modal sendiri (saham) tidak mempunyai beban tetap seperti hutang.
Sumber dana dari hutang atau modal asing merupakan keuntungan pemilik modal
sendiri, jika biaya modal hutang nilainya lebih kecil dari return yang dihasilkan
oleh perusahaan. Satu cara yang dapat ditempuh dalam restrukturisasi modal
adalah dengan menjual sahamnya kepada masyarakat atau go public.
Perusahaan yang sudah go public masih dapat menerbitkan saham baru yang
ditawarkan kepada pemilik lama (right issue), apabila masih membutuhkan
tambahan dana ataupun berkeinginan untuk mengubah struktur modalnya. Cara
ini mengakibatkan perusahaan dapat memenuhi kebutuhan dana melalui emisi
saham baru, yang tentu saja jumlah modal sendirinya bertambah tetapi tidak dapat
tambahan pemilik baru perusahaan. Perusahaan memenuhi kebutuhan berupa
tidak adanya bunga sebagai beban tetap yang dibayar maupun dana pelunasan
hutang jika sudah jatuh tempo.
Emisi saham baru akan berakibat pada berubahnya struktur modal
perusahaan yang selanjutnya akan mengakibatkan berubahnya biaya modal
keseluruhan. Struktur modal adalah masalah penting dalam pengambilan
keputusan pembelanjaan, sebab akan berakibat langsung terhadap biaya modal,
keputusan Capital Budgeting
dan harga pasar. Struktur perusahaan dirumuskan
dari perbandingan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri yang
digunakan perusahaan tersebut. Emisi saham baru akan berakibat pada
berubahnya struktur modal perusahaan yang selanjutnya akan mengakibatkan
berubahnya biaya modal keseluruhan. Emisi saham baru menuntut kesediaan
pemilik saham yang sudah ada untuk bersedia membagi kepemilikannya kepada
investor baru dan akan mengakibatkan terjadinya dilution. Sebenarnya masalah
ini dapat diatasi dengan cara menawarkan umum terbatas dalam penerbitan saham
baru tersebut (right issue) yang harapannya adalah menurunnya tingkat debt to
equity ratio
dan biaya modal perusahaan. Pada hakikatnya perusahaan
mengharapkan adanya peningkatan return saham yang diterima setiap laba saham
bila dibandingkan sebelum terjadi right issue.
Penerbitan right issue
diharapkan mampu menaikkaan biaya modal dan
return saham. Tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa dengan penerbitan right
issue
juga dapat menurunkan biaya modal dan return saham, karena hal tersebut
dapat dipengaruhi oleh mikro faktor seperti perbedaan struktur modal, ataupun
dipengaruhi oleh makro faktor seperti kondisi perekonomian secara global, politik
dan budaya yang tidak dapat terkendali (Arif Budiarto dan Zaki Baridwan, 1999).
Menurut penelitian empiris Sri Hermuningsih (1996) penerbitan right issue
berpengaruh terhadap penurunan biaya modal meskipun tidak significant.
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Arif Budiarto dan Zaki Baridwan
(1999) kebijakan right issue
adalah upaya emiten untuk menekan biaya emisi
serta untuk menambah jumalah saham yang beredar. Adanya penawaran saham
terbatas diharapkan akan ada reaksi pasar atau perubahan harga saham, sehingga
dapat meningkatkan likuiditas saham. Dari berbagai penelitian empiris yang ada,
maka penerbitan right issue dapat berpengaruh menaikkan maupun menurunkan
biaya modal dan return saham, karena faktor-faktor yang mempengaruhi hal
tersebut.
Penelitian tentang analisis pengaruh right issue terhadap stuktur modal
biaya hutang dan return saham pernah dilakukan oleh GM Djoko Hanantijo
(2001). Adapun perbedaannya adalah tahun diterbitkannnya right issue tersebut
yaitu tahun 1997-2000.
B. Perumusan Masalah
1. Apakah right issue akan dapat menurunkan biaya modal rata-rata?
2. Apakah perubahan struktur modal karena right issue akan berpengaruh positif
terhadap return perusahaan?
3. Apakah right issue akan berpengaruh lebih besar terhadap return saham?
C. Pembatasan Masalah
Agar dalam pembatasan lebih terperinci pada permasalahan dan tidak
menyimpang jauh dari judul, permasalahan kami batasi ada: