BAB I
PENDAHULUAN
Sekarang ini revolusi teknologi telah melanda segala bidang manusia dunia
ini. Dalam dunia bisnis khususnya, revolusi teknologi tersebut menyebabkan
perubahan yang luar biasa dalam persaingan, produksi, pemasaran, dan pengelolaan
sumber daya manusia. Akibatnya dalam dunia bisnis terjadi persaingan yang global
dan semakin tajam. Sifat persaingan yang tajam tersebut menjadi masalah yang
serius bagi perusahaan, karena lingkungan bisnis telah mengalami perubahan yang
ditandai dengan meningkatnya kondisi ketidakpastian lingkungan sehingga
menyulitkan dalam kegiatan perencanaan, kontrol, dan pengambilan keputusan.
Dengan demikian perusahaan dituntut untuk memanfaatkan semaksimal mungkin
kemampuan yang dimilikinya agar dapat memenangkan dalam persaingan global.
Keunggulan daya saing yang dapat diciptakan oleh perusahaan dapat dicapai dengan
salah satu cara, yaitu meningkatkan kinerja manajerial. Dengan adanya peningkatan
kinerja manajerial diharapkan akan meningkatkan kinerja perusahaan.
Informasi sangat berguna bagi perusahaan dalam kegiatan perencanaan,
kontrol, dan pengambilan keputusan. Kebutuhan informasi dalam suatu perusahaan
akan tergantung pada berbagai faktor ketidakpastian lingkungan dan faktor struktur
organisasional perusahaan. Suatu perusahaan dalam kondisi tingkat ketidakpastian
lingkungan yang tinggi menyebabkan kesulitan dalam kegiatan perencanaan, kontrol,
dan pengambilan keputusan. Struktur organisasional perusahaan, baik desentralisasi
atau sentralisasi, juga akan mempengaruhi tingkat kebutuhan akan informasi yang
disediakan.
Perusahaan mendesain sistem akuntansi manajemen adalah untuk membantu
organisasi yang bersangkutan melalui para manajernya, yaitu dalam perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengambilan keputusan. Untuk membantu
aktivitasnya, para manajer membutuhkan dukungan informasi. Sistem akuntansi
manajemen (SAM) merupakan sistem formal yang dirancang untuk menyediakan
informasi bagi manajer (Bowens dan Abernethy, 2000 dalam Laksmana, 2002:107).
Perencanaan SAM yang merupakan bagian dari sistem pengendalian organisasi perlu
mendapat perhatian, hingga dapat diharapkan akan memberikan kontribusi positif
dalam mendukung keberhasilan sistem pengendalian manajemen. SAM dapat
membantu manajer dalam mengendalikan aktifitas dan pengurangan ketidakpastian
sehingga diharapkan dapat membantu perusahaan dalam pencapaian tujuan (Anthony
et al, 1998 dalam Laksmana, 2002:107).
Secara tradisional, rancangan SAM berorientasi pada informasi finansial
internal organisasi yang berbasis pada data historis. Dengan meningkatnya tugas
yang dihadapi oleh manajemen, maka rancangan SAM tidak hanya berorientasi pada
data finansial saja, tetapi berorientasi pada data yang bersifat eksternal dan non
finansial (Mia dan Chenhall, 1994 dalam Laksmana, 2002:107).
Chenhall dan Morris (1986 dalam Laksmana, 2002:107) mengindentifikasi
empat karakteristik SAM yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan, yaitu:
scope (lingkup), timeliness (tepat waktu), aggregation (agregasi), dan integration
(integrasi). Karakteristik informasi yang tersedia tersebut akan menjadi efektif
apabila sesuai dengan tingkat kebutuhan organisasi.
Informasi akuntansi manajemen merupakan produk dari sistem informasi
akuntansi manajemen. Informasi ini digunakan untuk membantu para pekerja,
manajer, dan eksekutif untuk membuat keputusan yang lebih baik (Atkinson, 1995
dalam Prasetyo, 2002:122). Informasi mempunyai nilai potensial karena informasi
memberikan kontribusi langsung dalam menentukan berbagai alternatif tindakan
yang bisa dijadikan pertimbangan dalam perencanaan, pengendalian, dan
pengambilan keputusan. Adanya informasi juga akan meningkatkan kemampuan
manajer untuk memahami keadaan lingkungan sebenarnya. Selain itu informasi
berfungsi pula dalam mengindentifikasi aktivitas yang relevan.
Gudono (2001) dalam penelitiannya tentang pengaruh ketidakpastian
lingkungan dan desentralisasi terhadap karakteristik sistem akuntansi manajemen,
yang menggunakan alat uji regresi berganda menyimpulkan bahwa tingkat
ketidakpastian lingkungan yang tinggi maka dibutuhkan desentralisasi yang semakin
andal agar dapat meningkatkan karakteristik informasi sistem akuntansi manajemen
Penelitian yang dilakukan akan menguji pengaruh SAM terhadap kinerja
manajerial. Walaupun banyak variabel-variabel yang mungkin mempengaruhi
peningkatan kinerja manajerial, namun hanya variabel ketidakpastian lingkungan dan
struktur organisasional yang mungkin dapat meningkatkan hubungan antara SAM
dan kinerja manajerial.
Berbeda penelitian sebelumnya yang meneliti pengaruh SAM dan
ketidakpastian lingkungan terhadap kinerja manajer, penelitian ini penulis lakukan
dengan mengubah salah satu variabel independen yaitu ketidakpastian lingkungan
menjadi variabel moderating dan menambah satu variabel moderating yaitu struktur
organisasional. Alasan memilih ketidakpastian lingkungan dan struktur
organisasional sebagai variabel moderating adalah bahwa variabel ketidakpastian
lingkungan tidaklah cukup untuk menjelaskan pengaruh hubungan antara sistem
akuntansi manajemen dan kinerja manajerial, sehingga merasa perlu menambah
struktur organisasional sebagai variabel moderating agar lebih menjelaskan
hubungan antara sistem akuntansi manajemen dan kinerja manajerial.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengambil judul “PERAN
VARIABEL MODERATING KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN DAN
STRUKTUR ORGANISASIONAL DALAM PENGARUH EFEKTIFITAS SISTEM
AKUNTANSI MANAJEMEN TERHADAP PENINGKATAN KINERJA
MANAJERIAL.”
B. Perumusan Masalah
Sistem akuntansi manajemen mempunyai pengaruh terhadap kinerja
manajerial, tetapi di sisi lain diketahui pula bahwa tingkat ketidakpastian dan struktur
organisasional juga mempengaruhi kebutuhan informasi yang disediakan sistem
akuntansi manajemen. Permasalahan yang diteliti dirumuskan dalam pertanyaan
sebagai berikut:
PENDAHULUAN
Sekarang ini revolusi teknologi telah melanda segala bidang manusia dunia
ini. Dalam dunia bisnis khususnya, revolusi teknologi tersebut menyebabkan
perubahan yang luar biasa dalam persaingan, produksi, pemasaran, dan pengelolaan
sumber daya manusia. Akibatnya dalam dunia bisnis terjadi persaingan yang global
dan semakin tajam. Sifat persaingan yang tajam tersebut menjadi masalah yang
serius bagi perusahaan, karena lingkungan bisnis telah mengalami perubahan yang
ditandai dengan meningkatnya kondisi ketidakpastian lingkungan sehingga
menyulitkan dalam kegiatan perencanaan, kontrol, dan pengambilan keputusan.
Dengan demikian perusahaan dituntut untuk memanfaatkan semaksimal mungkin
kemampuan yang dimilikinya agar dapat memenangkan dalam persaingan global.
Keunggulan daya saing yang dapat diciptakan oleh perusahaan dapat dicapai dengan
salah satu cara, yaitu meningkatkan kinerja manajerial. Dengan adanya peningkatan
kinerja manajerial diharapkan akan meningkatkan kinerja perusahaan.
Informasi sangat berguna bagi perusahaan dalam kegiatan perencanaan,
kontrol, dan pengambilan keputusan. Kebutuhan informasi dalam suatu perusahaan
akan tergantung pada berbagai faktor ketidakpastian lingkungan dan faktor struktur
organisasional perusahaan. Suatu perusahaan dalam kondisi tingkat ketidakpastian
lingkungan yang tinggi menyebabkan kesulitan dalam kegiatan perencanaan, kontrol,
dan pengambilan keputusan. Struktur organisasional perusahaan, baik desentralisasi
atau sentralisasi, juga akan mempengaruhi tingkat kebutuhan akan informasi yang
disediakan.
Perusahaan mendesain sistem akuntansi manajemen adalah untuk membantu
organisasi yang bersangkutan melalui para manajernya, yaitu dalam perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengambilan keputusan. Untuk membantu
aktivitasnya, para manajer membutuhkan dukungan informasi. Sistem akuntansi
manajemen (SAM) merupakan sistem formal yang dirancang untuk menyediakan
informasi bagi manajer (Bowens dan Abernethy, 2000 dalam Laksmana, 2002:107).
Perencanaan SAM yang merupakan bagian dari sistem pengendalian organisasi perlu
mendapat perhatian, hingga dapat diharapkan akan memberikan kontribusi positif
dalam mendukung keberhasilan sistem pengendalian manajemen. SAM dapat
membantu manajer dalam mengendalikan aktifitas dan pengurangan ketidakpastian
sehingga diharapkan dapat membantu perusahaan dalam pencapaian tujuan (Anthony
et al, 1998 dalam Laksmana, 2002:107).
Secara tradisional, rancangan SAM berorientasi pada informasi finansial
internal organisasi yang berbasis pada data historis. Dengan meningkatnya tugas
yang dihadapi oleh manajemen, maka rancangan SAM tidak hanya berorientasi pada
data finansial saja, tetapi berorientasi pada data yang bersifat eksternal dan non
finansial (Mia dan Chenhall, 1994 dalam Laksmana, 2002:107).
Chenhall dan Morris (1986 dalam Laksmana, 2002:107) mengindentifikasi
empat karakteristik SAM yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan, yaitu:
scope (lingkup), timeliness (tepat waktu), aggregation (agregasi), dan integration
(integrasi). Karakteristik informasi yang tersedia tersebut akan menjadi efektif
apabila sesuai dengan tingkat kebutuhan organisasi.
Informasi akuntansi manajemen merupakan produk dari sistem informasi
akuntansi manajemen. Informasi ini digunakan untuk membantu para pekerja,
manajer, dan eksekutif untuk membuat keputusan yang lebih baik (Atkinson, 1995
dalam Prasetyo, 2002:122). Informasi mempunyai nilai potensial karena informasi
memberikan kontribusi langsung dalam menentukan berbagai alternatif tindakan
yang bisa dijadikan pertimbangan dalam perencanaan, pengendalian, dan
pengambilan keputusan. Adanya informasi juga akan meningkatkan kemampuan
manajer untuk memahami keadaan lingkungan sebenarnya. Selain itu informasi
berfungsi pula dalam mengindentifikasi aktivitas yang relevan.
Gudono (2001) dalam penelitiannya tentang pengaruh ketidakpastian
lingkungan dan desentralisasi terhadap karakteristik sistem akuntansi manajemen,
yang menggunakan alat uji regresi berganda menyimpulkan bahwa tingkat
ketidakpastian lingkungan yang tinggi maka dibutuhkan desentralisasi yang semakin
andal agar dapat meningkatkan karakteristik informasi sistem akuntansi manajemen
Penelitian yang dilakukan akan menguji pengaruh SAM terhadap kinerja
manajerial. Walaupun banyak variabel-variabel yang mungkin mempengaruhi
peningkatan kinerja manajerial, namun hanya variabel ketidakpastian lingkungan dan
struktur organisasional yang mungkin dapat meningkatkan hubungan antara SAM
dan kinerja manajerial.
Berbeda penelitian sebelumnya yang meneliti pengaruh SAM dan
ketidakpastian lingkungan terhadap kinerja manajer, penelitian ini penulis lakukan
dengan mengubah salah satu variabel independen yaitu ketidakpastian lingkungan
menjadi variabel moderating dan menambah satu variabel moderating yaitu struktur
organisasional. Alasan memilih ketidakpastian lingkungan dan struktur
organisasional sebagai variabel moderating adalah bahwa variabel ketidakpastian
lingkungan tidaklah cukup untuk menjelaskan pengaruh hubungan antara sistem
akuntansi manajemen dan kinerja manajerial, sehingga merasa perlu menambah
struktur organisasional sebagai variabel moderating agar lebih menjelaskan
hubungan antara sistem akuntansi manajemen dan kinerja manajerial.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengambil judul “PERAN
VARIABEL MODERATING KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN DAN
STRUKTUR ORGANISASIONAL DALAM PENGARUH EFEKTIFITAS SISTEM
AKUNTANSI MANAJEMEN TERHADAP PENINGKATAN KINERJA
MANAJERIAL.”
B. Perumusan Masalah
Sistem akuntansi manajemen mempunyai pengaruh terhadap kinerja
manajerial, tetapi di sisi lain diketahui pula bahwa tingkat ketidakpastian dan struktur
organisasional juga mempengaruhi kebutuhan informasi yang disediakan sistem
akuntansi manajemen. Permasalahan yang diteliti dirumuskan dalam pertanyaan
sebagai berikut: