Pengaruh Patisipasi Dalam Penyusunan Anggaran Terhadap Prestasi Kerja Manajer Menengah Dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Moderasi

BAB I

PENDAHULUAN



A. LATAR BELAKANG MASALAH

Dalam kondisi yang tidak menentu terutama ketatnya persaingan antar

kompetitor dan kejadian masa datang yang sulit untuk diprediksikan,

menuntut manajemen untuk mengelola organisasi atau unit usahanya secara

efisien. Terwujudnya efisien bagi organisasi tidak lepas dari kemampuan

manajemen dalam perencanaan, pengkoordinasian, dan pengendalian berbagai

aktivitas dan sumber daya yang dimilikinya. Salah satu alat yang dapat

membantu manajer dalam melaksanakan perencanaan, pengkoordinasian, dan

pengendalian adalah anggaran (Ghozali dan Marsudi, 2001).

Supomo dan Indriantoro (1998) manyatakan bahwa anggaran adalah

rencana keuangan yang digunakan untuk menilai kinerja, memotivasi kinerja

para anggota organisasi, sebagai alat koordinasi dan komunikasi antara atasan

dan bawahan, dan sebagai alat untuk mendelegasikan wewenang pimpinan

kepada bawahan. Berbagai fungsi anggaran tersebut, pada dasarnya dapat

dikelompokan dalam konsep anggaran yang lebih luas yaitu sebagai

perencanan dan fungsi pengendalian. Perencanaan berarti melihat ke masa

depan yang diwujudkan dengan menentukan tindakan-tindakan apa yang harus

dilakukan untuk merealisasikan tujuan tertentu. Pengendalian berarti melihat

ke belakang, yaitu menilai apa yang telah dihasilkan dan membandingkan

dengan rencana yang telah disusun.








Pengendalian dalam penganggaran ini mencakup pengarahan atau

pengaturan orang-orang (direction of people) dalam organisasi. Hansen dan

Mowen dalam Fahrianta dan Ghozali (2002) menyatakan bahwa penggunaan

anggaran untuk pengendalian menyiratkan bahwa proses penganggaran

merupakan aktivitas manusia yang membawa banyak dimensi perilaku. Hal ini

memang tidak dapat dipungkiri lagi karena proses penyusunan anggaran

terjadi dalam lingkungan manusia dan beberapa faktor berhubungan dengan

perilaku manusia .

Kenis (1979) mengembengkan lima dimensi karakteristik anggaran

yang memperhatikan perilaku manusia yaitu : budgetary participation,

budgetary goal clarity, budgetary feedback, budgetary evaluation, dan bedget

goal difficulty. Kelima karakteristik anggaran tersebut memfokuskan pada

perilaku manusia pada saat proses penyusunan anggaran maupun setelah

proses penyusunan anggaran atau saat hidup dengan anggaran. Perilaku ini

dapat berupa perilaku positif ataupun negatif. Perilaku positif terjadi apabila

tujuan setiap manajer sesuai dengan tujuan perusahaan sehingga akan

mendorong peningkatan kinerja dan kepuasan kerja manajer, sebaliknya

perilaku negatif dapat menyebabkan konflik dan ketidak nyamanan diantara

anggota organisasi. Misalnya, anggaran yang terlalu menekan cenderung akan

menimbulkan sikap agresi bawahan terhadap atasan dan ketegangan yang

kemungkinan menyebabkan inefisiensi karena anggaran yang disusun terlalu

kaku sehingga target yang ditetapkan sulit untuk dicapai. Argyris dalam

Supomo dan Indriantoro (1998) menyarankan untuk mengurangi aspek negatif








tersebut, perlunya bawahan diberi kesempatan untuk terlibat atau

berpartisipasi dalam proses penyusunan anggaran. Tujuan yang diinginkan

perusahaan lebih dapat diterima, jika anggota organisasi dapat bersma-sama

dalam satu kelompok mendiskusikan pendapat mereka mengenai tujuan

perusahaan, dan terlibat dalam menentukann langkah-langkah untuk

mencapai tujuan tersebut.

Milani (1975) mengemukakan bahwa tingkat keterlibatan dan

pengaruh bawahan dalam proses penyusunan anggaran merupakan faktor

utama yang membedakan antara anggaran partisipasi dan non partisipasi.

Aspirasi bawahan lebih diperhatikan dalam proses penyusunan anggaran

partisipasi dibandingkan dengan anggaran non partisipasi. Anggaran

partisipasi lebih memmungkinkan manajer menengah sebagai bawahan atau

melakukan negosiasi d4engan atasan mengenai target anggaran yang menurut

mereka dapat dicapai (Dunk, 1990). Partisipasi manajer menengah dan

bawahan dalam penyusunan anggaran akan memberikan manfaat : (1)

Mengurangi dampak disfungsional dari anggaran; (2) Menimbulkan komitmen

yang lebih besar kepada para manager untuk melaksanakan dan memenuhi

anggaran ; (3) Meningkatkan prestasi dan kepuasan kerja para bawahan (

Brownell dan Dunk, 1991 ).

Anggaran partisipatif merupakan pendekatan manajerial yang

umumnya dinilai dapat meningkatkan prestasi kerja manajer. Bukti empiris

menunjukkan aanya ketidakjelasan pengaruh anggaran partisipatif terhadap

prestasi manajer. Misal, Sudrayono dan Susanti (1996), Rosidi (1998), dan








Brownell dan Mclnnes (1986) menemukan hubungan yang positif dan

signifikakn antara anggaran partisipatif dengan prestasi manajer. Tetapi, hasil

penelitian Milani (1975) dan kenis dalam Riyadi (2000) Menyatakan yang

tidak signifikan. Bahkan Stedry, Brian dan Locke dalam Riyadi (2000)

menemukan hubungan yang negatif antara anggaran partisipatif dengan

prestasi kinerja manajer.

Sehubungan dengan hasil yang bertentangan diatas, Brownell dalam

Supomo dan Indriantoro (1998) mengemukakan kemungkinan adanya variabel

lain yang harus dipertimbangkan dalam interaksi antara partisipasi dalam

penyusunan anggaran terhadap prestasi manajer. Untuk merekonsiliasi hasil

penelitian yang tidak konsisten tersebut, dapat dilakukan dengan pendekatan

kontijensi (Govindarajan dalam Riyadi, 2000). Pendekatan ini memberikan

gagasan bahwa sifat hubungan antara partisipasi dalam penyusunan anggaran

dengan prestasi kerja manajaer mungkin berbeda dari satu situasi ke situasi

lainnya. Pendekatan ini secara sistematis mengevaluasi berbagai kondisi atau

variabel yang dapat mempengaruhi hubungan antara partisipasi dalam

penyusunan anggaran dengan prestasi manajer.

Dalam penelitian ini pendekatan kontijensi dilakukan dengan

memasukkan satu variabel moderasi yaitu komitmen organisasi. Alasan

dipilihnya komitmen organisasi karena komitmen dapat mempengaruhi

motivasi individu dalam melakukan sesuatu. Mowday dalam Darlis (2002),

komitmen menunjukkan keyakinan dan dukungan yang kuat terhadap nilai dan

sasaran (goal) yang ingin dicapai oleh organisasi. Komitmen ini bisa tumbuh








disebabkan karena individu memiliki ikatan emosional dengan organisasi yang

meliputi dukungan moral dan menerima nilai yang ada di dalam organisasi

serta tekad dari dalam organisasi untuk mengabdi kepada organisasi.

Komitmen organisasi yang kuat menyebabkan individu berusaha mencapai

tujuan organisasi dan mengutamakan kepentingan organisasi.

Mengingat sebagian besar penelitian mengenai hbungan antara

partisipasi dalam penyusunan anggaran dengan prestasi kerja manajer

mengambil lokasi pada perusahaan manufaktur, maka peneliti berusaha

mencoba untuk menguji hubungan tersebut pada lingkungan yang berbeda

yaitu Rumah Sakit Umum di Eks Karesidenan Surakarta. Alasannya karena

rumah sakit merupakan organisasi jasa yang setiap tahunnya membuat

anggaran dan memiliki beberapa bagian yang setiap periodenya mengajukan

anggaran kepada direktur rumah sakit. Selain alasan tersebut, rumah sakit

dianggap sebagai organisasi jasa yang memiliki karakteristik terendiri artinya

manajemen rumah sakit umumnya dipegang oleh para profesional, memiliki

struktur organisasi yang jelas, dan dipimpin oleh individu yang beragam pula

sehingga cocok untuk penyusunan anggaran secara partisipasi (Welch, 1996).

Dari berbagai uaraian tersebut diatas peneliti tertarik untuk

mengadakan penelitian yang berjudul “ Pengaruh Partisipasi Penyusunan

Anggaran Terhadap Prestasi Kerja Manajer Menengah dengan

Komitmen Organisasi sebagai Variabel Moderasi (Survey pada Rumah

Sakit Umum di Eks Karisedenan Surakarta )”.








B. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas, permasalahan dalam penelitian ii

dapat diungkapkan seperti berikut ini.

1. Apakah partisipasi dalam penyusunan angaran akan berpengaruh terhadap

prestasi kerja manajer menengah ?

2. Apakah komitmen organisasi memoderasi pengaruh partisipasi dalam

penyusunan anggaran terhadap prestasi kerja manajer menengah ?



C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini adalah seperti berikut ini.

1. Untuk mengetahui sejauh mana partisipasi dalam penyusunan anggaran

berpengaruh terhadap prestasi kerja manajer menengah.

2. Untuk mengetahui sejauh mana komitmen organisasi memoderasi

pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap prestasi kerja manajer

menengah



D. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah seperti berikut ini.
File Selengkapnya.....

Teman DiskusiSkripsi.com


 

Free Affiliasi Program