Uji Aktivitas Anti Jamur Ekstrak Metanol Daun Rambutan Terhadap Candida Albicans Dan Trichophyton Mentagrophytes Serta Profil Kromatografi Lapis Tipis

BAB I

PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Masalah

Berbagai penyakit yang disebabkan oleh jamur masih banyak dijumpai pada

semua lapisan masyarakat, baik di pedesaan maupun perkotaan, tidak hanya di

negara berkembang tetapi juga di negara maju. Iklim yang panas dan lembab di

daerah tropis termasuk di Indonesia mempermudah pertumbuhan jamur, selain itu

juga ditunjang oleh faktor higiene masyarakat yang masih kurang, adanya sumber

penularan di sekitarnya, penggunaan obat-obatan antibiotik, steroid dan sitostatika

yang meningkat, serta adanya penyakit kronis dan sistemik (Anonim, 2001).

Mikosis superfisial disebabkan oleh jamur yang menyerang jaringan

keratin seperti kulit, rambut, dan kuku, tetapi tidak menyerang jaringan yang

lebih dalam. Jamur tersebut termasuk dalam golongan jamur dermatofita yang

terbagi dalam tiga genus yaitu: Microsporum, Trichophyton dan

Epidermophyton. Pada jaringan keratin, jamur-jamur ini hanya membentuk hifa

dan artrospora. Pada biakan, jamur ini membentuk koloni khas dan konidia

(Jawetz, et al., 1986).

Kandidiasis adalah suatu penyakit jamur yang bersifat akut atau subakut

yang disebabkan oleh spesies Candida, biasanya oleh spesies Candida albicans

dan dapat mengenai mulut, vagina, kulit, kuku, bronkhi, paru-paru, dan saluran

pencernaan. Penyakit ini ditemukan di seluruh dunia dan dapat menyerang semua

umur, baik laki-laki maupun perempuan (Budimulya, dkk, 1983).

Saat ini, sejumlah obat antijamur baik topikal maupun sistemik telah

tersedia. Obat-obat tersebut kebanyakan diperoleh dari sintesis senyawa kimia.

Obat-obat kimia biasanya mempunyai efek samping yang tidak diinginkan selain

harganya yang relatif mahal, walaupun tidak dapat dipungkiri bahwa obat tersebut

mempunyai efektivitas yang cukup tinggi. Efek samping tersebut antara lain

adalah kemungkinan timbulnya reaksi alergi pada pemakai serta resistensi yang

ditimbulkan akibat pemakaian jangka panjang obat bersangkutan. Guna mengatasi

hal ini maka dikembangkanlah obat-obat tradisional yang selain harganya

cenderung lebih murah, juga mempunyai efek samping yang jauh lebih kecil.

Rambutan merupakan salah satu tumbuhan yang banyak dibudidayakan di

Indonesia untuk dimanfaatkan buahnya. Namun ternyata tumbuhan ini juga

banyak digunakan dalam pengobatan tradisional antara lain: kulit buahnya dapat

digunakan sebagai obat disentri dan demam, daunnya digunakan sebagai obat

diare dan penghitam rambut, kulit batangnya bermanfaat sebagai obat sariawan,

akarnya untuk penurun panas, sedangkan bijinya bermanfaat sebagai penurun

kadar gula darah (Dalimarta, 2003).

Daun rambutan diketahui mengandung tanin dan saponin (Dalimarta,

2003). Salah satu kegunaan dari kedua senyawa tersebut adalah sebagai antijamur

dengan mekanisme kerja merusak dinding sel dan membran sel (Siswandono dan

Soekardjo, 1995; Nogrady, 1992). Berdasarkan penelitian Ningrum (2005)

diketahui bahwa ekstrak metanol daun rambutan mempunyai aktivitas sebagai

antibakteri terhadap S. aureus dan E. coli dengan KBM sebesar 0,25%b/v untuk

S.aureus dan 2,5%b/v untuk E. coli. Berdasarkan kandungannya dan mengingat

bakteri dan jamur sama-sama mikroorganisme, maka kemungkinan daun rambutan




juga mempunyai aktivitas sebagai antijamur terhadap C. albicans dan T.

mentagrophytes.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat

dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
File Selengkapnya.....

Teman DiskusiSkripsi.com


 

Free Affiliasi Program