ABSTRAK
Penelitian ini dilaksanakan dilokasi BPP Dinas Pertanian Kota Medan, Desa Selambo Amplas, Kecamatan Medan Denai. Jenis tanah Ultisol pH 5.16. Penelitian ini berlangsung mulai bulan Pebruari sampai dengan Juni 2009. Menggunakan Rancangan Petak Terbagi-bagi (Split-split Design) 3 faktor dan masing-masing 3 taraf yaitu faktor pertama perlakuan varietas terdiri atas varietas pulut lokal (V1), Srikandi putih 1 (V2) dan Srikandi kuning 1 dan faktor kedua pengolahan tanah terdiri atas olah tanah sempurna (P1), olah tanah minimum gulmanya dikikis (P2) dan tanpa olah tanah gulmanya disemprot herbisida (P3) serta faktor ketiga jarak tanam yaitu 50x20 cm (J1), 70x20 cm (J2) dan 90x20 (J3)
Hasil penelitian menunjukkan perlakuan varietas srikandi kuning 1 (V3) memberikan hasil terbaik terhadap tinggi tanaman umur 6 dan 9 MST, diameter batang umur 3 MST, total luas daun umur 9 MST, bobot berangkasan daun dan produksi biji kering pada kadar air 14% perpetak. Perlakuan pengolahan tanah yang terbaik dihasilkan olah tanah sempurna (P1) terhadap tinggi tanam umur 6 dan 9 MST, diameter batang umur 3, 6, 9 dan 12 MST, total luas daun umur 9 MST, bobot berangkasan daun umur umur 9 dan 12 MST, kehadiran jumlah gulma paitan (Paspalum conjugatum) lebih sedikit umur 6 MST, jumlah gulma pahit (Axonopus compressus) umur 12 MST dan terrendah bobot kering gulmanya umur 3 MST serta laju tumbuh pertanaman 1 dan 2 lebih tinggi. Perlakuan jarak tanam terbaik dan tertinggi dihasilkan 50x20 cm (J1) terhadap bobot berangkasan batang umur 6 MST dan kehadiran jumlah jenis gulma pahit (Axonopus compressus) umur 12 MST dan produksi biji kering pada kadar air 14%/petak serta laju tumbuh pertanaman 1 tertinggi.
Interaksi varietas srikandi kuning 1 tanah diolah sempurna (V3P1) lebih baik hasil terhadap total luas daun umur 6 MST dan lebih rendah bobot kering gulma jenis pahit (Axonopus compressus) umur 6 MST dan kehadiran jumlah jenis gulma emprak (Boerreria latifolia) umur 12 MST. Varietas srikandi kuning 1 ditanam pada jarak tanam 50x20 cm (V3J1) bobot kering gulma jenis pahitan (Paspalum conjugatum) lebih rendah umur 6 MST dan bobot kering gulma jenis emprak (Boerreria latifolia) umur 9 MST. Olah tanah sempurna dengan jarak tanam 90x20 cm (P1J3) diameter batangnya lebih besar umur 6 MST dan bobot kering gulma jenis pahitan Paspalum conjugatum lebih rendah umur 6 MST serta lebih sedikit kehadiran jenis jumlah gulma emprak Boerreria latifolia umur umur 12 MST.
Varietas lokal pulut tanahnya diolah sempurna dan ditanam pada jarak tanam 90x20 cm (V1P1J3) lebih tinggi umur 3 MST dan total luas daun terluas dihasilkan (V3P2J1) umur 6 MST serta bobot berangkasan daun tertinggi dihasilkan (V2P2J3) umur 3 MST. Kehadiran jenis gulma borang Mimosa invica lebih sedikit jumlahnya ditemukan pada (V2P1J1), (V2P2J3) dan bobot keringnya lebih rendah (V2P2J3) umur 12 MST serta kehadiran gulma berdaun lebar jenis emprak Boerreria latifolia lebih rendah umur 9 MST serta lebih rendah bobot kering gulma jenis Sida acutta umur 12 MST
Penelitian ini dilaksanakan dilokasi BPP Dinas Pertanian Kota Medan, Desa Selambo Amplas, Kecamatan Medan Denai. Jenis tanah Ultisol pH 5.16. Penelitian ini berlangsung mulai bulan Pebruari sampai dengan Juni 2009. Menggunakan Rancangan Petak Terbagi-bagi (Split-split Design) 3 faktor dan masing-masing 3 taraf yaitu faktor pertama perlakuan varietas terdiri atas varietas pulut lokal (V1), Srikandi putih 1 (V2) dan Srikandi kuning 1 dan faktor kedua pengolahan tanah terdiri atas olah tanah sempurna (P1), olah tanah minimum gulmanya dikikis (P2) dan tanpa olah tanah gulmanya disemprot herbisida (P3) serta faktor ketiga jarak tanam yaitu 50x20 cm (J1), 70x20 cm (J2) dan 90x20 (J3)
Hasil penelitian menunjukkan perlakuan varietas srikandi kuning 1 (V3) memberikan hasil terbaik terhadap tinggi tanaman umur 6 dan 9 MST, diameter batang umur 3 MST, total luas daun umur 9 MST, bobot berangkasan daun dan produksi biji kering pada kadar air 14% perpetak. Perlakuan pengolahan tanah yang terbaik dihasilkan olah tanah sempurna (P1) terhadap tinggi tanam umur 6 dan 9 MST, diameter batang umur 3, 6, 9 dan 12 MST, total luas daun umur 9 MST, bobot berangkasan daun umur umur 9 dan 12 MST, kehadiran jumlah gulma paitan (Paspalum conjugatum) lebih sedikit umur 6 MST, jumlah gulma pahit (Axonopus compressus) umur 12 MST dan terrendah bobot kering gulmanya umur 3 MST serta laju tumbuh pertanaman 1 dan 2 lebih tinggi. Perlakuan jarak tanam terbaik dan tertinggi dihasilkan 50x20 cm (J1) terhadap bobot berangkasan batang umur 6 MST dan kehadiran jumlah jenis gulma pahit (Axonopus compressus) umur 12 MST dan produksi biji kering pada kadar air 14%/petak serta laju tumbuh pertanaman 1 tertinggi.
Interaksi varietas srikandi kuning 1 tanah diolah sempurna (V3P1) lebih baik hasil terhadap total luas daun umur 6 MST dan lebih rendah bobot kering gulma jenis pahit (Axonopus compressus) umur 6 MST dan kehadiran jumlah jenis gulma emprak (Boerreria latifolia) umur 12 MST. Varietas srikandi kuning 1 ditanam pada jarak tanam 50x20 cm (V3J1) bobot kering gulma jenis pahitan (Paspalum conjugatum) lebih rendah umur 6 MST dan bobot kering gulma jenis emprak (Boerreria latifolia) umur 9 MST. Olah tanah sempurna dengan jarak tanam 90x20 cm (P1J3) diameter batangnya lebih besar umur 6 MST dan bobot kering gulma jenis pahitan Paspalum conjugatum lebih rendah umur 6 MST serta lebih sedikit kehadiran jenis jumlah gulma emprak Boerreria latifolia umur umur 12 MST.
Varietas lokal pulut tanahnya diolah sempurna dan ditanam pada jarak tanam 90x20 cm (V1P1J3) lebih tinggi umur 3 MST dan total luas daun terluas dihasilkan (V3P2J1) umur 6 MST serta bobot berangkasan daun tertinggi dihasilkan (V2P2J3) umur 3 MST. Kehadiran jenis gulma borang Mimosa invica lebih sedikit jumlahnya ditemukan pada (V2P1J1), (V2P2J3) dan bobot keringnya lebih rendah (V2P2J3) umur 12 MST serta kehadiran gulma berdaun lebar jenis emprak Boerreria latifolia lebih rendah umur 9 MST serta lebih rendah bobot kering gulma jenis Sida acutta umur 12 MST