Persepsi Pedagang Handphone dan Aksesoris Terhadap Informasi Akuntansi Keuangan

BAB I

PENDAHULUAN


Akuntansi pada dasarnya adalah suatu proses untuk menghasilkan

informasi keuangan. Akuntansi memegang peranan penting dalam sistem

ekonomi dan sosial. Keputusan-keputusan tepat yang diambil oleh para individu,

perusahaan, pemerintah, dan kesatuan-kesatuan lain merupakan hal yang esensial

bagi distribusi dan penggunaan sumber daya tersebut secara efisien. Untuk

mengambil keputusan seperti itu kelompok-kelompok tersebut harus mempunyai

informasi yang diandalkan yang dapat diperoleh dari sistem akuntansi, karena

tujuan dari akuntansi adalah mencatat, mengikhtisarkan, melaporkan, dan

mengintrepretasikan data ekonomi untuk digunakan oleh banyak kelompok di

dalam sistem ekonomi dan sosial.

Laporan akuntansi utama yang mengkomunikasikan informasi ini adalah

laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses

pencatatan yang merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang

terjadi selama tahun buku yang bersangkutan (Zaki Baridwan, 1984:14).

Laporan keuangan harus dapat dengan mudah dipahami baik untuk

pemakai secara umum maupun pemakai secara khusus. Agar pembaca laporan

keuangan memperoleh gambaran yang jelas, maka laporan keuangan harus

disusun berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi. Di Indonesia, prinsip-prinsip

laporan keuangan tersebut disusun dalam Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) yang


1






2

dalam perkembangannya disempurnakan dalam Standar Akuntansi Keuangan

(SAK).

Siklus akuntansi adalah urutan prosedur yang digunakan dalam prosedur

pencatatan dalam pelaporan transaksi keuangan yang terjadi dalam suatu

organisasi atau perusahaan. Walaupun proses ini mengikuti seperangkat prosedur

standar yang baik, namun sifat dasar dari sistem akuntansi yang digunakan untuk

mengumpulkan dan melaporkan data tergantung pada jenis usaha, besarnya

volume transaksi yang diproses, tingkat otomatisasi yang digunakan, dan faktor-

faktor lain yang berkaitan.

Proses akuntansi terdiri dari dua bagian yang terkait, yaitu (Tim

Penerjemah Penerbit Erlangga, 1992:63):

1. Tahap pencatatan

Berkaitan dengan pengumpulan informasi mengenai setiap transaksi dan

peristiwa ekonomi.

2. Tahap pengikhtisaran

Berkaitan dengan informasi yang telah dicatat tersebut dikelola dan

diikhtisarkan dalam berbagai bentuk untuk berbagai tujuan pengambilan

keputusan.

Semua badan usaha tanpa memandang besar dan kecil operasinya,

memerlukan catatan yang akurat untuk transaksi usahanya. Perusahaan yang tidak

menggunakan catatan yang akurat tidak akan dapat beroperasi dengan baik serta

tidak pula lebih menguntungkan dibandingkan dengan perusahaan yang

menyelenggarakan catatan yang akurat.





3

Berdasarkan kegiatannya perusahaan-perusahaan tersebut dapat dibedakan

menjadi tiga kelompok, yaitu perusahaan jasa, manufaktur, dan dagang. Jenis

transaksi yang terjadi dalam perusahaan tergantung pada kegiatan-kegiatan yang

dilakukan perusahaan tersebut. Besar/kecilnya perusahaan sangat mempengaruhi

proses akuntansinya, yang mana untuk perusahaan berskala kecil yang pemiliknya

benar-benar terjun langsung dalam usahanya, segala urusan perusahaan menjadi

tanggungjawab pemilik, temasuk proses akuntansinya, sehingga jalannya

perusahaan berada di tangan pemilik sepenuhnya. Dengan demikian hak,

kemampuan, pengetahuan, sikap, perilaku, serta persepsi pengusaha sangat

berpengaruh terhadap keputusan yang diambil.

Klasifikasi data BPS mengelompokkan pelaku ekonomi Indonesia ke

dalam dua kelompok, yaitu yang pertama adalah usaha besar dan konglomerat,

sedangkan yang kedua adalah usaha kecil, menengah, dan koperasi. Apabila

perhatian lebih jauh ditujukan kepada sektor kedua, yaitu usaha kecil, menengah,

dan koperasi yang jumlahnya menurut BPS sekitar 36 juta usaha, maka pada

kenyataannya bagian terbesar yaitu sebesar 34 juta jiwa adalah usaha mikro.

Selanjutnya baru diikuti oleh usaha kecil, koperasi, dan usaha menengah. Sektor

ini pada tahun 2000 menyerap 99,6% tenaga kerja Indonesia (Sujiro Urata, 2000).

Dengan demikian kalau kita membicarakan ekonomi rakyat, perlu dijadikan

catatan bahwa sebagian terbesar dari pelaku ekonomi di dalamnya adalah usaha

mikro yang menyerap tenaga kerja sangat besar dan secara hipotetis menjangkau

lebih dari 136 juta jiwa.





4

Kegiatan-kegiatan yang digeluti pelaku ekonomi rakyat secara kasar dapat

dikelompokkan menjadi (Keith Hart, 1973):

1. Kegiatan-kegiatan primer dan sekunder.

Terdiri dari kegiatan pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan (semua

dilaksanakan dalam skala terbatas dan subsistem), pengrajin kecil, penjahit,

produsen makanan kecil, dan semacamnya.

2. Kegiatan-kegiatan tersier.

Terdiri dari kegiatan transportasi (dalam berbagai bentuk), kegiatan sewa

menyewa baik perumahan, tanah, maupun alat produksi.

3. Kegiatan-kegiatan distribusi.

Terdiri dari kegiatan pedagang pasar, pedagang kelontong, pedagang kaki

lima, penyalur dan agen, serta usaha sejenisnya.

4. Kegiatan-kegiatan jasa lain.

Terdiri dari kegiatan pengamen, penyemir sepatu, tukang cukur, montir,

tukang sampah, juru potret jalanan, dan sebagainya.

Kegiatan-kegiatan distribusi merupakan salah satu kegiatan yang paling

populer bagi ekonomi rakyat karena relatif mudah dikerjakan, tidak menuntut

keterampilan khusus, dan memiliki margin keuntungan yang relatif besar.

Kegiatan distribusi juga merupakan tempat perputaran uang yang besar dan cepat.

Melalui kegiatan distribusi yang sebagian besar dilaksanakan secara informal

(tanpa ijin) berbagai produk, baik yang dihasilkan oleh perusahaan besar maupun

usaha rumah tangga mampu menjangkau masyarakat secara efektif. Kegiatan

distribusi sangat identik dengan kegiatan jual/beli barang. Pedagang merupakan





5

salah satu mata rantai distribusi yang paling dominan di antara jenis distribusi

yang lain.

Dalam penerapan kegiatan jual/beli handphone, sering timbul

permasalahan yang kompleks. Kegiatan jual/beli handphone jika kita lihat secara

rinci jauh lebih rumit daripada melakukan kegiatan jual/beli barang dagangan lain

yang siap jual. Dalam kegiatan jual/beli handphone, terutama handphone bekas,

proses yang dilakukan tidak hanya membeli barang dagangan kemudian

menjualnya kembali untuk menghasilkan laba, akan tetapi kegiatan jual/beli

handphone bekas juga melibatkan kegiatan penyempurnaan barang dagangan

sehingga dapat dimungkinkan timbulnya biaya tambahan yang harus dibebankan

dalam produk tersebut. Masih banyak permasalahan lain seperti transaksi

tukar/tambah handphone yang sering menimbulkan permasalahan dalam

penyajian laporan keuangan.



B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat ditarik permasalahan

yaitu bagaimanakah persepsi pedagang handphone dan aksesoris terhadap

informasi akuntansi keuangan?



C. Pembatasan Masalah

Mengingat banyaknya keterbatasan pada diri peneliti, dalam penelitian ini

penulis membatasi masalah pada objek penelitian. Penelitian hanya dilakukan





6

pada para pedagang handphone dan aksesoris di empat pusat perdagangan

handphone dan aksesoris di Solo.



D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi pedagang handphone

dan aksesoris terhadap informasi akuntansi keuangan pada sentra perdagangan

handphone dan aksesoris di Solo.



E. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai

berikut:
File Selengkapnya.....

Teman DiskusiSkripsi.com


 

Free Affiliasi Program